Sudah Ada Anggaran, Gubernur Pastikan Proyek JLS Selesai 2019

jls.jpgDPRD Jatim, Bhirawa
Setelah terkatung-katung hampir lima tahun lamanya karena tidak ada anggaran, Gubernur Jatim, Soekarwo berani memastikan proyek Jalur Lintas Selatan (JLS) segera digarap kembali dan dipastikan 2019 akan selesai. Kepastian ini menyusul adanya pinjaman dana dari Islamic Development Bank (IDB) sebesar Rp2,2 triliun.
“Karena kita melalui Kementrian PU Bina Marga mendapatkan pinjaman dari IDB sebesar Rp2,2 triliun untuk proyek JLS sehingga kita tidak perlu menganggarkan di APBD untuk 2017. Sementara untuk pengembaliannya, semua ditanggung oleh Kementrian PU,”tegas Pakde Karwo–panggilan Soekarwo, Minggu (31/7) bersemangat.
Untuk itu diharapkan penyelesaian proyek JLS yang menghubungkan wilayah Pacitan hingga Banyuwangi ini dapat menekan angka disparitas wilayah di daerah Selatan. Sehingga nantinya angka kemiskinan di wilayah tersebut dapat ditekan sekecil mungkin.
“JLS memang kita inginkan cepat selesai. Karenanya dengan selesainya proyek tersebut, maka angka kemiskinan di wilayah selatan Jatim dapat ditekan sekecil mungkin,’tegas mantan Sekdaprov ini.
Seperti diketahui, kabar bagus itu disampaikan langsung Gubernur Jatim, Soekarwo usai bertemu dengan Presiden RI, Joko Widodo di Jakarta beberapa waktu lalu.  “Dimana Islamic Development Bank mau memberikan pinjaman lunak (loan) ke pemerintah pusat untuk mendanai proyek JLS. Hitungannya sekitar Rp.2,2 triliyun tapi belum jadi keputusan,” ujar Pakde Karwo beberapa waktu lalu.
Menurut Pakde Karwo, jika nantinya dana pinjaman itu terealisasi pihaknya akan menggunakan dana tersebut untuk pengerasan dan pelebaran JLS yang belum tersambung. “Pengerasan dan pelebaran JLS itu untuk daerah Lumajang,  Blitar dan lainnya supaya bisa segera tersambung dan bisa digunakan,” jelasnya.
Kendati demikian, kelanjutan pembangunan 20 jalan baru di JLS nantinya tidak akan sama dengan yang jalan yang sudah terbangun saat ini yaitu dari Pacitan hingga Malang yang meliliki lebar 9-12 meter.
“Kalau dengan lebar 9-12 meter untuk 20 jalan baru itu membutuhkan sekitar Rp.5,5 triliyun. Makanya nanti yang dibangun lebarnya antara 6-7 meter saja, yang penting tersambung dulu baru nantinya dilakukan pelebaran,” beber Pakde Karwo.
Terpisah, anggota Komisi D DPRD Jatim, Samwil juga mengaku senang karena proyek pengungkit ekonomi Jatim khususnya untuk pengembangan wilayah bagian Selatan Jatim bisa berlanjut. “JLS itu sangat dibutuhkan masyarakat sekaligus dapat meminimalisir disparitas antar daerah di Jatim,” jelas politisi asal Gresik.
Berdasarkan data, lanjut Samwil total panjang JLS adalah 673,872 kilometer terbentang dari Pacitan hingga Banyuwangi. Sayangnya, lahan yang terbebaskan dan dibuka baru mencapai 553,274 kilometer. ” Yang sudah dibuka untuk umum dan diaspal sepanjang 334,490 kilometer. Sedangkan 33,225 kilometer sudah dicor dengan semen atau rigid,” bebernya.
Sementara untuk 363,990 kilometer sisanya, kata Samwil kondisi jalannya sudah berstatus lapis pond dan sudah bisa dilewati kendaraan. Selain itu juga sudah dibangun 77 buah jembatan yang total panjangnya mencapai 4,346 kilometer sehingga bisa menghubungkan 8 kabupaten yang dilalui JLS.
”Sudah 83 persen akses JLS sudah bisa dimanfaatkan masyarakat walaupun kondisinya jalannya beragam. Sedangkan 17 persen sisanya belum bisa dimanfaatkan karena masih menunggu pembukaan lahan dan pembuatan jembatan,” dalih Samwil.
Selama 14 tahun mulai tahun 2002 – 2015, pemerintah telah mengucurkan anggaran untuk JLS sebesar Rp.2,423 triliyun. Rinciannya, dari APBN sebesar Rp.1,698 triliyun dan APBD Provinsi Jatim sebesar Rp.625 miliar, serta APBD Kabupaten/Kota sebesar Rp.100 miliar.
“Kendala JLS saat ini adalah pembebasan lahan milik Perum Perhutani yang dibebankan kepada kabupaten/Kota,” pungkasnya. [Cty]