Sudah Kangen Mengajar Tatap Muka Secara Langsung

Ariyani Purwaningsih Spd

Ariyani Purwaningsih Spd
Sejak ada pandemi Covid 19 di Indonesia pada Bulan Maret 2020, pembelajaran kepada siswa di sekolah harus dilakukan secara Daring. Guru dan siswa tidak lagi bisa bertemu secara langsung, tetapi bertemu melalui jaringan online.
Tentu saja Pemerintah memutuskan memilih memakai pembelajaran ini, untuk mencegah penularan virus yang masih belum ada vaksinnya itu pada para siswa. Sebenarnya tidak hanya para siswa saja yang sudah kangen untuk bisa masuk sekolah kembali secara normal, belajar, bertemu serta bersenda gurau dengan teman-teman sebaya. Tetapi juga dirasakan para guru.
“Jujur, saya sebagai guru sebenarnya sudah kangen mengajar kembali secara langsung. Sekarang, tiap pagi saat masuk ke sekolah, semua kelas kosong. Semua kursi terbalik di atas meja, rasanya hampa dan sedih,” curahan hati dari salah satu guru yang mengajar di SDN Ketajen 2 Gedangan Kab Sidoarjo, Ariyani Purwaningsih Spd, Kamis (17/9) kemarin.
Tetapi ada daya, Virus Covid 19 masih terus menjadi momok yang sangat menakutkan untuk siapa saja hingga saat ini. Sehingga semua pihak harus menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat, diantaranya harus mengenakan masker, social distancing dan cuci tangan. Serta harus belajar dari rumah bagi para siswa.
Selama memberikan pembelajaran secara Daring, menurut pengalaman dari guru kelas V ini, kendalanya bermacam – macam. Ariyani menyebut, misalnya HP smartphone cuma satu, namun anak di keluarga yang bersekolah ada tiga anak. Maka untuk mengikuti pembelajaran secara Daring, anak – anak itu harus gantian.
Ada juga, anak yang tidak mempunyai HP, namun milik orang tua saja. Ketika pagi orang tua kerja dan HP dibawa, akhirnya anak harus menunggu orang tuanya pulang atau anak nebeng ke teman.
“Ada yang mempunyai HP, tetapi tidak mempunyai paketan internet. Bahkan ada juga yang mempunyai HP tetapi bukan android, jadi tidak bisa digunakan untuk aplikasi WA. Pokoknya seperti permen nano – nano. Rasanya macam – macam,” kata Ariyani, yang sudah merintis menjadi tenaga pendidik sejak tahun 1995 itu.
Ibu tiga orang anak ini sempat menuturkan, saat Bulan Agustus kemarin, dirinya menyelenggarakan lomba membuat puisi, dan pemenangnya diberikan hadiah paketan internet.
“Agar anak-anak tetap semangat meski sekolah secara Daring,” kata guru yang tinggal di Desa Ketajen Kec Gedangan itu.
Di SDN Ketajen II Gedangan, menurut guru kelas ini, pada saat ini sudah selesai dilakukan proses pendataan nomor HP siswa selama proses pembelajaran Daring, jumlahnya sebanyak 2.328 siswa.
Yang didaftarkan, kata Ariyani, bisa HP milik orang tua atau HP nya sendiri. Yang penting nomor HP untuk pembelajaran secara Daring. Dirinya mengaku masih belum tahu kapan realisasinya.
“Semoga saja bisa terealisasi. Sebab di SMAN Gedangan, siswanya sudah mendapatkan, per anak 10 GB,” kata Ariyani.n [kus]

Tags: