Sudah Saatnya Pemerintah Galakan Revolusi Putih

Dari kanan ke kiri. dr Benyamin Kristianto, Hashim Djojohadikusumo,Ketua umum Kesira Benjamin Octavianus, dan sekretaris DPD Gerindra Jatim Anwar Sadad ketika jumpa pers

(Mengejar Ketertinggalan Dari India)
Surabaya, Bhirawa
Dibanding dengan India, kondisi intelektual anak-snak di Indonesia sangat memprihatinkan. Dimana jumlah angka gizi buruk di strata anak-anak mulai SD sampai SMP mencapai 34 persen.  Untuk menanggulanginya pemerintah perlu membuat program revolusi putih yakni gerakan minum kacang hijau atau pemberian susu gratis bagi mereka yang rawan tersenang gizi buruk.
Wakil Ketua DPP Gerindra, Hashim Djojohadikusumo mengatakan, pihaknya menyayangkan pemerintah karena terkesan lambat membuat program penanggulangan gizi buruk. Pemerintah hanya menggalakkan makan ikan karena dianggap mengandung protein tinggi. Padahal tidak semua tempat ada ikan, dan tidak semya masyarajat bisa membeli ikan karens kondisi ekonominya.
“Kenapa tidak sejak tiga tahun lalu pemerintah menggalakan makan 4 sehat 5 sempurna. Kan tidak semua daerah ada ikan. Ide dari Prabowo Subianto (Ketua Umum Partai Gerindra) sudah sembilan tahun lalu disampaikan. Ini menanggapi data dari badan statistic yang menyebut di DKI Jakarta contohnya, dimana 28 persen kurang gizi. Sementara India menggalakan program jni sejak mereks merdeka,” ungkap Hashim usai menghadiri Rakorda Kesehatan Indonesia Raya (Kesira Jatim), di Surabaya, Sabtu (28/10).
Gizi buruk bukan berarti masyarakat tidak dapat makanan. Hanya saja makanannya tidak ada gizinya yakni beras miskin (raskin) karena mutunya jelek. Makanan masyarakat harus seimbang, karena yang gizi buruk secara nasional yakni 34 persen. Sebagian masyarakat tidak makan lauk pauk, seperti daging, telur,  sayuran dan protein.
“Pak Prabowo bilang harus ada penambahan gizi yakni protein. Yang mudah adalah pemberian susu dan kacang hijau. Bahkan untuk pemerintah DKI yang dipimpin Pak Anis-Sandhi akan memberikan bantuan telur rebus untuk sekolah swasta khususnys dari masyarakat tidak mampu,”tegasnya.
Hashim mengaku Indonesia masih kalah dengan India yang mampu melahirkan banyak orang cerdas karena pemerintahnya menggalakkan gerakan minum susu sapi. Gerakan minum sapi itu melalui Koperasi Amul di India.
”Pak Prabowo heran kenapa di India banyak orang cerdas, ahli fisika, matematika. Ternyata diteliti puluhan tahun ada revolusi putih di India. Maka harus ada penyedian susu lewat koperasi,” katanya.
Sementara Ketua DPD Kesira Jatim, dr Benyamin Kristianto mengatakan, menu makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat tidak seimbang. Masyarakat mayoritas makan makanan empat sehat saja, sehingga pemerintah perlu menjalankan program revolusi putih yakni gerakan atau pemberian susu sejak dini yakni mulai kelas SD hingga SMA.
“Dari dulu kita sudah tahu ada empat sehat lima sempurna. Kalau daging, ikan sudah ada di empat sehat. Tidak sempurna kalau tanpa susu,” ungkapnya.
Benyamin menilai pernyataan pemerintah bahwa kesulitan memenuhi susu untuk 250 juta orang adalah salah. Anggota Komisi A DPRD Jatim itu menilai 250 juta orang itu jumlah penduduk Indonesia sehingga tidak perlu semua diberi susu. Kecuali anak-anak dari keluarga tak mampu. [cty]

Tags: