Sugito Teguh: Waspada Siklus Demam Berdarah 5 Tahunan

Sugito Teguh

Trenggalek, Bhirawa
Memasuki musim hujan, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Trenggalek antisipasi serangan nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD).
Antisipasi ini dilakukan mengingat tahun 2020 merupakan siklus DBD 5 tahunan biasanya pada bulan November – Desember, dapat dipastikan kasus DBD akan mengalami peningkatan mulai bulan Januari hingga Februari mendatang.
Seperti yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkesdalduk) Kabupaten Trenggalek Dr Sugito Teguh, jika Demam Berdarah bersifat Sporadis atau tidak menentu. Yang artinya penyebab penyakit DBD tidak menetap di satu wilayah.
” Diperkirakan bulan November Desember mulai memasuki musim hujan, dapat dipastikan kasus DBD akan meningkat hingga bulan Januari Februari mendatang. ” terang Dr Teguh saat dikonfirmasi di ruang kerjanya.
Ia menegaskan antisipasi yang dilakukan Dinkesdalduk Kabupaten Trenggalek kepada masyarakat, jika mereka mau bekerjasama dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Dengan cara menutup, menguras, mengubur, mengganti dan menaburkan ( 5M).
“Kita punya banyak penanganan untuk penyakit demam berdarah. Seperti yang sudah dilakukan di desa – desa itu dibentuk Juru Pemantau Jentik (Jemantik). Dalam hal ini, kita memanfaatkan tenaga dari desa tersebut seperti masyarakat, dan pelajar. yang bertugas untuk keliling memantau jentik nyamuk khususnya ditempat – tempat air, untuk dibasmi, ” imbuhnya.
Ditambahkan Teguh selalu dilakukan penyuluhan dan menggalakkan Jumat Bersih. Dengan cara membersihkan tempat – tempat air setiap seminggu sekali, dimana nyamuk dapat berkembangbiak. Tak hanya itu, pengasapan (Fogging) akan dilakukan jika memang terjadi banyak kasus demam berdarah disuatu wilayah, dengan catatan terdapat minimal 2 kasus dalam 1 RT dan 1 kasus dengan penderita sampai meninggal dunia.
“Kalau Fogging itu yang dibunuh bukan jentiknya, melainkan nyamuk yang menyebabkan demam berdarah, perlu diingat jika terlalu sering dilakukan Fogging juga berbahaya, karena Fogging ini kan racun. Meski sekarang memakai Malathion yang mempunyai daya racun lemah dan bisa hilang sekitar 2 minggu saja, namun kalau terlalu sering akan mengendap ditanah dan bisa meracuni sekitarnya, ” tuturnya.
Lebih lanjut dijelaskan Teguh , kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Trenggalek dari tahun 2018 ke 2019 mulai ada peningkatan diperkitakan tahun 2020 menjadi puncak DBD. Kemungkinan bisa meningkat hingga 10 kali lipat.
“Tahun 2020 ini merupakan tahun kelima, setelah tahun 2016 kemarin kasus DBD yang cukup besar terjadi di Trenggalek. Makanya kita harus siaga memasuki siklus 5 tahunan demam berdarah tahun depan, melalui menjaga lingkungan sekitar dengan cara 5M” tandasnya.(wek).

Tags: