Suguhkan Lagu Bengawan Solo Rasa Jepang

Miki Azumi menunjukkan kebolehannya memainkan klarinet dengan menyuguhkan musik lagu Bengawan Solo. [adit hananta utama/bhirawa]

Miki Azumi menunjukkan kebolehannya memainkan klarinet dengan menyuguhkan musik lagu Bengawan Solo. [adit hananta utama/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa.
Bahasa Indonesia semakin banyak menarik minat para mahasiswa dari berbagai negara asing. Mereka datang untuk belajar dan memahaminya. Seperti empat mahasiswa dari Universitas Setsunan yang baru saja datang di Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya kemarin, Kamis (3/3).
Hari pertama datang ke kampus, keempat mahasiswa ini langsung disambut dengan pesta kecil yang cukup meriah di auditorium Soemantri Unitomo. Keempatnya, Miki Azumi, Kazuya Iwasaki, Yuki Asakawa dan Akihiro Sukizono diberi panggung untuk menampilkan kebolehan mereka.
Miki Azumi pun langsung menunjukkan kebolehannya memainkan klarinet. Yang lebih menarik, mahasiswa asli Osaka Jepang ini memainkan musik dari lagu Bengawan Solo.
“Orang-orang tua di Jepang familiar dengan lagu ini. Saya sendiri mengenalnya ketika mulai belajar Bahasa Indonesia Melayu di Universitas Setsunan,” tutur Miki.
Dari iringan musik itu, tiga temannya, dosen pembimbing dan Rektor Unitomo ikut bernyanyi. Hanya saja, lirik lagu ciptaan Gesang ini sudah diterjemahkan dalam Bahasa Jepang.
Usai menunjukkan aksinya, Miki mengungkapkan kekagumannya dengan musik khas Indonesia yang unik. Di samping itu, keragaman budaya dan Agama membuatnya semakin penasaran dengan Indonesia.
“Not baloknya lagu Bengawan Solo mudah dipelajari. Jadi, satu jam latihan tadi sudah langsung bisa praktik,” kata Miki.
Rektor Unitomo Bahrul Amiq menuturkan, sambutan ini sengaja diberikan kepada para mahasiswa baru kelas internasional di kampusnya. Selama dua semester mendatang, lanjut dia, mereka akan belajar Bahasa Indonesia di Unitomo.
“Kita punya kelas internasional sekaligus telah bekerjasama dengan Balai Bahasa Jatim,” tutur Amiq. Keempatnya akan belajar di Unitomo, namun untuk ujian dan sertifikasi kompetensinya akan dikeluarkan oleh Balai Bahasa,” terangnya.
Kehadiran mahasiswa kelas internasional tidak hanya dari Jepang. Amiq menyebut, pada April mendatang dijadwalkan ada 20 mahasiswa baru dari negara-negara ASEAN. Mereka adalah peserta program Darma Siswa yang diselenggarakan oleh Kemendikbud.
“Yang datang kesini adalah kampus-kampus yang memang sudah menjalin kerjasama dengan Unitomo,” tutur dia.
Dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) seperti sekarang, Amiq tidak memungkiri minat mahasiswa asing untuk belajar Bahasa Indonesia terus tinggi. Ini tak lepas dari potensi Indonesia sebagai pasar terbesar ASEAN. “50 persen penduduk negara-negara ASEAN itu ada di Indonesia. Jadi kalau mau menguasai MEA, harus bisa Bahasa Indonesia,” pungkas Amiq. [tam]

Tags: