Dr H Soekarwo
Soekarwo
Merokok bagi sebagian kalangan memang diyakini dapat mengganggu kesehatan. Oleh karena itu praktisi kesehatan terus gencar menyuarakan akan bahaya merokok. Namun sebagian orang pula dengan alasan tertentu telah menjadikan merokok bagian dari rutinitas yang harus dilakukan.
Ada banyak jenis rokok di Indonesia, dan memiliki pangsa pasar sendiri-sendiri. Seperti rokok cerutu yang dikenal dengan harganya yang sangat mahal karena terbuat dari daun tembakau pilihan dan dibuat dengan cara handmade, serta tidak dibuat secara massal seperti rokok kretek pada umumnya.
Untuk itu, tak banyak orang bisa menikmati rokok jenis ini. Hanya orang-orang tertentu yang bisa mengisap rokok yang biasanya berwana cokelat ini. Bahkan Gubernur Jatim Dr (HC) Dr H Soekarwo SH, MHum pun mengaku jarang mengisap rokok cerutu.
“Kemarin saya diberi oleh orang PTPN X tiga bungkus rokok cerutu Jember, dua bungkus sudah saya kasihkan orang. Yang satu bungkus masih saya simpan, kalau mau kapan-kapan kita isap bersama,” kata Gubernur Soekarwo kepada wartawan yang kebetulan bertemu di Gedung Negara Grahadi Surabaya beberapa waktu lalu.
Menurut dia, rokok cerutu Jember ini tidak dijual di pasar lokal tapi diekspor ke berbagai negera-negara Eropa, seperti Jerman, Belanda hingga Amerika Serikat. “Mungkin kalau dijual di pasar lokal harganya tidak nutut karena sangat mahal. Koyok awak dewe kon tuku yo larang (seperti saya disuruh beli ya mahal, red),” ujarnya yang langsung disambut tawa kalangan pers.
Dari banyak jenis rokok cerutu ini, Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Soekarwo, mengaku sangat suka rokok cerutu Jember. Alasannya saat diisap, rokok cerutu Jember tidak menyebabkan ampek dan tidak terasa keras. Berbeda dengan cerutu Kuba yang saat disedot bisa membuat batuk.
“Cerutu Kuba memang daunnya halus dan tipis, tapi kalau diisap saya bisa batuk. Beda dengan cerutu Jember, kalau diisap enak dan tidak bikin batuk. Ini yang membuat saya suka cerutu Jember,” kata Pakde Karwo, yang pekan lalu menerima gelar Doktor Honoris Causa Bidang Ilmu Ekonomi dari Universitas Airlangga Surabaya ini. [iib]
