Suasana studi banding Program Getar Desa di Aula Racana Praja Pranata kemarin. (Ihsan Kholil/Bhirawa)
Bondowoso, Bhirawa
Program Getar Desa (Gerakan Pendidikan Kesetaraan Berbasis Desa) yang telah meraih penghargaan Otonomi Award 2018 menarik sejumlah pemerintah daerah di sekitar Bondowoso belajar program yang dilaunching tahun 2017 itu.
Program Getar Desa yang di gagas Pemkab Bondowoso itu telah sukses dalam pengentasan buta huruf masyarakat. Ternyata keberhasilan tersebut dapat menarik Kabupaten lain untuk melakukan studi banding. Salah satunya Kabupaten Lumajang.
Para tamu rombongan dari Kabupaten Lumajang yang terdiri sekitar sembilan orang, diterima langsung oleh Kepala Bappeda, Dra. Farida dan Kepala Inspektorat, Wahyudi, untuk melakukan studi banding di Aula Racana Praja Pranata, Kamis (7/11).
Kepala Badan Pembangunan Pemerintah Daerah (Bappeda) Kabupaten Bondowoso, Dra. Farida saat di konfirmasi mengatakan, bahwa kunjungan dari Lumajang untuk melihat perencanaan Getar Desa di Bondowoso, karena Lumajang mempunyai program serupa.
“Karena program Getar Desa ini bisa mempercepat pengurangan angka melek huruf, dan juga bisa meningkatkan IPM (Indeks Pembangunan Manusia),” katanya.
Serta, kata Kepala Bappeda itu, bahwa program Getar Desa bisa mencegah pernikahan usia dini. Dan juga dapat membantu gerkan ‘Ayo Pergi ke Sekolah’. , hingga banyak aspek yang bisa dicapai, melalui program tersebut.
“Program Getar Desa saat ini progresnya sangat bagus. Sudah sekian puluh ribu warga, terentas dari buta aksara. Bahkan ini masuk 45 program terbaik se Indonesia,” terangnya.
Ke depan, Dra. Farida itu berharap, Pemerintah Kabupaten Bondowoso dengan visi Melesat itu tetap yang terbaik dan tentunya harus dibarengi dengan trobosan.
“Dan target kita sudah ada di RPJMD (Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah). Bagaiman indikator itu bisa tercapai. Adapun angka rata-rata lama sekolah dari 5,5 tahun sudah menjadi 5,7 tahun. Ditargetkan nanti 6 lebih,” pungkasnya. [san]
