SukuTenggerYakiniKerajaan BromoTengah Membangun

Asap berwarna kelabu pekat keluar dari kawah Gunung Bromo membumbung hingga dari bibir kawah menunjukkan meningkatnya aktivitas vulkanik pada Senin 14 Desember lalu. [Bhirawa/Hilmi Husain]

Asap berwarna kelabu pekat keluar dari kawah Gunung Bromo membumbung hingga dari bibir kawah menunjukkan meningkatnya aktivitas vulkanik pada Senin 14 Desember lalu. [Bhirawa/Hilmi Husain]

Kab.Pasuruan.Bhirawa.
Keyakinan yang kuat dari warga Suku Tengger, bahwa Gunung Bromo akan selalu memberikan berkahnya, tak bisa dipungkiri. Mereka berkenyakinan, fase 5 tahunan yang terjadi pada Gunung Bromo saat ini merupakan kerajaan Bromo tengah membangun.
“Tepatnya lima tahun yang lalu pada 2010, kerajaan Bromo telah membangun untuk tingkat 14. Saat ini tingkatnya ditambah kembali. Kami meyakini erupsi Gunung Bromo memberikan manfaat. Yakni erupsi justru membuat panorama indah dengan asap yang membumbung tinggi,” ujar Trisno Sudigdo, sesepuh warga Tengger Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Minggu (10/1).
Saat ini, aktivitas vulkanik Gunung Bromo kembali meningkat, Sabtu (9/1) kemarin. Asap berwarna putih kecoklatan dan kelabu yang membawa abu material vulkanik, membumbung tinggi 900 meter dari kawah Gunung Bromo. Dari informasi Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Vulkanologi (PVMBG) Pos Pantau Gunung Bromo, status Gunung Bromo tetap pada level III Siaga yang ditetapkan sejak 4 Desember lalu.
Secara ilmiah, erupsi Gunung Bromo yang mengeluarkan asap pekat dan mengandung zat kimia belerang serta silica, berbahaya untuk kesehatan. Namun pandangan berbeda bagi warga Suku Tengger, yang merasa menjadi bagian tak terpisahkan dari Gunung Bromo bahwa zat kimia itu tak berpengaruh.
“Kami menyakini, ritual akhir pekan kemarin dengan melempar sesaji ke kawah merupakan proses menyatu dengan alam kawasan Gunung Bromo secara keseluruhan. Dan para leluluhur serta dayang tetap akan melindungi kami. Di saat ritual berlangsung, justru asap yang keluar berhenti sebentar. Saat itulah kami diberi kesempatan,” jelas Trisno Sudigdo.
Sebagai pemimpin di ritual itu adalah sesepuh dan dukun adat Suku Tengger. Ritual awal berkomunikasi terkait sesaji yang dikehendaki Mbah Bromo. Adapun sesaji yang diinginkan adalah akar bahar dan rumput laut. [hil]

Tags: