Sulap Limbah Bonggol Pisang Menjadi Crispy Pisang

Mahasiswa Universitas Islam Lamongan mampu bereksperimen mengubah bonggol pusang menjadi makanan ringan crispy. [Alimun Hakim]

Kreativitas Mahasiswa KKN Unisla
Lamongan, Bhirawa
Bonggol pisang adalah sisa tebangan pohon pisang yang telah tua. Biasanya, bonggol pisang tersebut dibiarkan teronggok begitu saja. Namun, di Desa Sugihwaras, Kecamatan Deket, Lamongan. Warga desa yang tergabung dalam kelompok PKK memanfaatkan dibuat menjadi Crispy atau makanan camilan.
“Inspirasinya dari banyaknya bonggol pisang yang menjadi limbah karena tidak di manfaatkan oleh warga. Banyak bongol pisang yang terbuang sia-sia, melihat hal ini saya memanfaatkan bonggol pisang sebagi produk makanan yang kami beri nama Bang Cris,” kata Idiya Mahasiswi Unisla yang sedang KKN di Desa tersebut Senin(29/7).
Idiya menjelaskan, salah satu yang paling populer atau enak dibuat crispy adalah bonggol pisang dari pisang kepok, raja, dan pisang awak atau masyarakat biasa menyebutnya pisang klutuk yang di dalam daging buahnya terselip biji keras berwarna hitam.” Jelasnya.
Cara pembuatannya , Lidya melanjutkan, terlebih dahulu membersihkan bonggol pisang, Kemudian dipotong tipis – tipis bonggol pisang tersebut. Lalu masukkan potongan Bonggol pisang kedalam air garam dan rendam selama satu hari. Lalu, ditiriskan Bonggol pisang yang sudah di rendam campur dengan adonan tepung dan bumbu rempah yang sudah disiapkan. Lalu goreng kedalam minyak hingga matang dan kering, tiriskan keripik dan diberi rasa sesuai selera.
Dalam penelitianya, Bonggol pisang ini juga di yakini bermanfaat untuk merendahkan disentri, pendarahan usus, amandel dan melancarkan pencernaan.
Karena mengandung zat pengatur tubuh Giberellin dan Sitokinin dan mengandung energi sebesar 43 kilokalori, protein 0,6 gram, karbohidrat 11,6 gram, lemak 0 gram, kalsium 15 miligram, fosfor 60 miligram, dan zat besi 1 miligram.
Batang pisang juga mengandung unsur phospat yang dapat digunakan menambah nutrisi tanaman untuk mempercepat proses pengomposan.
Sementara itu Kades Sugihwaras. Arofik mengaku bahagia bisa menjadikan home industry.
“Bahan baku yang sebelumnya hanya menjadi sampah, saat ini bisa kami manfaatkan, dan saya berharap bisa di diterapkan ke ibu – ibu PKK.” terang Kades Sugihwaras Arofik.
Di sisi lain Bambang, Rektor Unisla mengaku, Sebelumnya pihaknya memang fokuskan para mahasiswa di dalam KKN kepada potensi desa yang belum tergarap untuk dimanfaatkan.
“Alhamdulillah mahasiswa kami ini mampu dalam memberdayakan masyarakat. Kita juga ada MOU pada kades agar menindak lanjuti untuk penelitian berbasis potensi desa, seperti bonggol pisang ini.” ujarnya. [mb9]

Tags: