Sulap Limbah Sarung Jadi Aneka Kerajinan

Warga tampak antusias ikuti pelatihan  limbah sarung tenun menjadi aneka kerajinan rumah tangga. [kerin ikanto/bhirawa]

Warga tampak antusias ikuti pelatihan limbah sarung tenun menjadi aneka kerajinan rumah tangga. [kerin ikanto/bhirawa]

Gresik,Bhirawa
Limbah sarung rupanya bisa disulap menjadi aneka ragam kerajinan rumah tangga bagi warga Desa Kelampok, Kec Benjeng. Ini setelah warga mendapat pelatihan  memanfaatkan limbah sarung itu kerajinan.
Dari pada tidak dimanfaatkan, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Gresik  kemudian mendatangkan instruktur untuk memanfatkan limbah sarung itu menjadi alat kerajinan rumah tangga. Pelatihan dilakukan di balai desa setempat, Selasa (3/5). Meski belum sehari, warga sudah bisa membuat aneka kerajinan.
”Jika limbah itu tak dimanfaatkan, sangat sayang sekali. Sebab, limbah sarung yang ada di  desa itu cukup tinggi. Sebab, Dusun Karangoloso dan Kalipadang, Desa Kelampok  hampir mayoritas warga bekerja sebagai pembuat sarung ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Sebanyak 930 KK (Kepala Keluarga) di desa ini industri sarung tenun,” terang Ngadi, Kepala Desa Kelampok.
Menurut Ilmul Yaqien, Kabid Perindustrian pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Gresik volume limbang sarung  di Desa Kelampok cukup besar. Jika tak dimanfaatkan sangat sayang sekali. Maka  pihaknya tertantang untuk menyulap limbah itu menjadi bahan bermanfaat bagi rumah tangga dan mempunyai nilai ekonomis. ”Kerena itu, kami bekerjasama dengan salah satu lembaga kursus dan pelatihan untuk menyulap limbah itu,” terangnya.
Respon warga untuk mengikuti pelatihan rupanya sangat besar. Tak hanya para ibu dan remaja putri, bahkan dari 35 peserta ada delapan orang peserta bapak-bapak. Mereka belajar bagaimana cara membuat bross, tempat tissue, taplak kulkas, taplak meja, menghias rak mini  minumam gelas, pelapis gelas dan toples.
Sukiadi (57) yang hadir bersama isterinya tampak kompak menghias rak mini untuk minuman gelas. Sukiadi yang juga pengusaha pembuatan boneka kecil ini tampak telaten mengikuti pelatihan. Dengan telaten dia mengelem bahan yang terbuat dari logam sementara isterinya dibantu kelompok lain menggunting spon tipis dan menyiapkan pelapisnya dari kain sarung. Hanya dalam waktu 40 menit, rak mulanya hanya terbuat dari kerangka besi tampilannya sudah berubah. Kali ini rak itu sekaligus sebagai hiasan meja. ”Ini sudah hampir jadi mas,” ungkap Sukadi puas.
Sementara, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kab Gresik,  Najikh mengatakan, sarung tenun ATBM ini merukapak produk khas Gresik yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. ”Kementerian Perindustrian menerbitkan surat penetapan Kompetansi Inti Industri Daerah (KIID) Nomor 95 tahun 2015 bahwa Gresik sebagai sentar sarung tenun ATBM. Di Jatim hanya ada lia daerah yang mendapatkan KIID, tentu dengan sentra produk yang berbeda,” katanya.
Najikh mengungkapkan, pihaknya kedepan akan memikirkan industry sarung tenun ATBM  ini yang tidak hanya dipakai untuk sarung. Tapi bisa dipakai untuk mendukung industry lain, misalnya sebagai bahan pakaian jadi dan kerajinan lain. ”Tentu saja masih menggunakan sarung tenun sebagai bahan baku utamanya. Kami masih menjajaki terobosannya kearah sana,” jelas Najikh.[eri]

Tags: