Sumur Warga Kab.Blitar Berbau Belerang-Panas

Warga Dusun Demangan RT 04 RW 02 Desa Dermojayan, Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar saat menunjukkan air sumur yang suhunya lebih panas daripada sumur sekitarnya. [Hartono/Bhirawa]

Warga Dusun Demangan RT 04 RW 02 Desa Dermojayan, Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar saat menunjukkan air sumur yang suhunya lebih panas daripada sumur sekitarnya. [Hartono/Bhirawa]

(Pemkab Blitar Imbau Warga Tunggu Hasil Laboratorium)
Kabupaten Blitar, Bhirawa
Belum tahu penyebabnya, tiba-tiba suhu air sumur milik Ny Jamini, 59 warga Dusun Demangan RT 04 RW 02 Desa Dermojayan, Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar suhunya meninggi (panas) dan mengeluarkan bau busuk sejenis belerang.
Bahkan fenomena ini memancing perhatian ratusan warga untuk datang ke lokasi. Sejumlah warga meyakini air ini mengandung khasiat untuk menyembuhkan penyakit. “Sebelumnya airnya juga jernih dan bersih tidak berbau apa pun serta suhunya sama seperti sumur-sumur lainnya,” kata Siti Ropipah, 41 anak Jamini pemilik sumur, Rabu (2/3) kemarin.
Dikatakan Siti Ropipah sumur dengan diameter sekitar 120 cm itu berada di samping rumah. Almarhum Misran alias Eyang, suami Jamini membangun sarana mandi cuci kakus mulai tahun 1982 lalu. Lokasi sumur berkedelaman sekitar 10 meter itu dikelilingi tembok separuh badan yang sekaligus menjadi pembatas kamar mandi yang berada di sebelahnya.
Sejak berubah panas dan mengeluarkan busuk yang menyengat, mereka sekeluarga sudah tidak lagi berani menggunakan air sumur. “Kami khawatir akan membawa dampak pada kesehatan kulit dan tubuh. Sehingga saat ini untuk mandi dan keperluan lainya sudah empat hari ini kami pindah ke tetangga,” ujarnya.
Sebelumnya dikatakan Ropipah, suhu air berubah tinggi sempat terjadi hubungan arus pendek (konsleting) pada tiang listrik yang berjarak hanya sedepa dengan sumur. Akibat konsleting itu, tiang besi di sebelah timur sumur itu menghantarkan arus listrik.
Begitu juga dengan dinding sumur yang mendadak mengeluarkan setrum ketika disentuh. Meski berdaya sengat kecil, aliran listrik itu, kata Ropipah sempat membuat was-was. “Setelah diperbaiki PLN, tiang listriknya tidak konslet lagi, namun kami baru mengetahui kalau sumur berbau dan panas setelah kejadian itu,” terangnya.
Sementara dari pantauan, tiang listrik itu juga mengeluarkan suhu panas. Bahkan pada bagian paling bawah yang bersentuhan dengan tanah, suhu panas semakin terasa. Selain itu pada tembok pembatas sumur warga membuat tulisan ‘awas berbahaya’. Meski tidak sedikit yang menyakini air sumur bisa menjadi obat, namun banyak yang mengimbau untuk tidak diminum.
Di lokasi sumur beberapa warga juga mulai memasang kotak amal dan menjual bekas botol air mineral untuk para pengunjung sumur. Harga setiap botol mineral ukuran satu liter Rp 1.000,-. Tidak hanya dari Blitar beberapa pengunjung berasal dari Kabupaten Tulungagung dan Kediri.
Bahkan warga setempat juga menempatkan air sumur ke dalam kaleng bekas cat ukuran 20 kilogram. Setiap pengunjung dipersilahkan mencoba panasnya air dengan merendam kaki sebelum mengisi botol mineralnya.
“Untuk uang yang terkumpul kita berikan kepada pemilik rumah,” terang Tholib, 55 warga setempat yang juga masih kerabat Ny Jamini.
Pj. Sekretaris Desa Dermojayan Sukarji mengaku sudah melaporkan fenomena itu kepada instansi terkait. Belum lama ini aparat Kepolisian, anggota Koramil, Dinas Kesehatan Pemkab Blitar, perwakilan Bina Marga, Badan Lingkungan Hidup dan PLN meninjau lokasi sumur. Petugas juga sudah melakukan pengambilan sampel air untuk mengetahui penyebab fenomena tersebut.
Sempat muncul dugaan panasnya air berasal dari arus pendek listrik. Sebab saat dilakukan pengurasan sumur, mata air yang berasal dari arah tiang listrik terasa panas. Sedangkan mata air yang berasal dari bawah tetap dingin. “Ada dua mata air yang mengisi sumur. Dan kita sempat menyedotnya sebanyak dua kali.  Namun kalau memang arus pendek tentunya air sumur juga mengalirkan listrik,” jelasnya.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar, Krisna Triatmanto menjelaskan terkait dengan kejadian sumur milik Jamini, 59 warga Dusun Demangan RT 04 RW 02 Desa Dermojayan, Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar, pihaknya telah melakukan pengujian air sumur dengan mengambil air daru sumur tersebut.
Namun pihaknya masih meminta kepada masyarakat untuk bersabar dan tidak melakukan hal-hal yang belum jelas hasilnya seperti menggunakan obat atau sebagainya. Karena saat ini pihaknya masih menunggu hasil cek laboratorium soal kandungan bahan kimia pada air sumur tersebut, karena pihaknya juga khawatir jika sampai terjadi hal yang tidak diinginkan karena telah mengkonsumsi air sumur tersebut.
“Dalam waktu 3 hari kedepan, kandungan air dalam sumur di Desa Dermojayan akan segera diketahui, sehingga kami meminta warga untuk tetap bersabar. Kami tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atas kandungan yang ada pada air sumur tersebut,” pungkas Krisna Triatmanto. [htn]

Tags: