Jembatan penghubung Dusun Sempayang dengan Dusun Jatitengah Desa Ja’an Kecamatan Gondang ambrol. [ristika]
Nganjuk, Bhirawa
Jembatan penghubung Dusun Sempayang dengan Dusun Jatitengah Desa Ja’an Kecamatan Gondang ambrol. Musibah terjadi akibat arus sungai yang begitu deras dan mengkikis pondasi, sehingga penyangga jembatan rapuh dan tidak kuat menahan beban badan jembatan.
Warga yang mengetahui jembatan yang berukuran lebar 3 meter dan panjang 6 meter putus langsung melaporkan kejadian tersebut pada perangkat terdekat. Sertu Karjan Babinsa Desa Ja’an mengatakan derasnya arus sungai dan tingginya debiet air mengakibatkan pondasi jembatan rapuh. Sehingga penyangga jembatan tidak kuat menahan beban diatasnya. “Derasnya arus terjadi karena curah hujan yang cukup tinggi dan air dari hutan cukup tinggi yang akhirnya jembatan terputus,” ujar Sertu Karjan, saat ditemui di lokasi kejadian, Minggu (14/1).
Hal senada juga dikatakan oleh Kepala Desa Ja’an Evi Kuswandani, kalau pada akhir-akhir ini intensitas hujan begitu tinggi sehingga debit air sungai naik, mengakibatkan pengikisan pada pondasi jembatan lebih besar. “Aliran air sungai begitu besar, sehingga mempercepat pengikisan pada pondasi jembatan yang akhirnya penyangganya tidak kuat,” ujar Evi.
Evi juga menambahkan kalau putusnya jembatan mengakibatkan sarana penghubung warga di dua dusun untuk sementara terputus. Karena itu pihak desa akan membuat jembatan darurat agar warga tidak mengalami kesulitan. “Saya telah berkoordinasi dengan Babinsa dan Babinkamtibmas mengenai perbaikannya. Secepatnya akan melaporkan putusnya jembatan ini kepada dinas pengairan,” pungkasnya.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden ambrolnya jembatan Sempayang ini. Namun warga Dusun Sempayang dan Dusun Jatitengah sangat berharap agar jembatan segera dilakukan perbaikan. “Jika perbaikan total masih butuh waktu lama mungkin karena faktor biaya, setidaknya segera dibangun jembatan darurat. Warga juga siap gotong royong”, kata Wagiman. [ris]
