Supali Bujati: Usaha Melestarikan Budaya Bangsa

Sidoarjo, Bhirawa
Budaya adalah identitas dan jati diri bangsa. Bila warga negara tak lagi mau dan mampu melestarikannya, maka bangsa tersebut akan kehilangan identitas dan jati dirinya di mata dunia.
Guru sebagai ujung tombak pendidikan, memiliki peran yang sangat penting dalam pelestarian budaya. SDN Ketajen 2 Gedangan Sidoarjo pun memiliki keinginan kuat melestarikan budaya Jawa Timur melalui kegiatan Supali Bujati. Akronim dari Sukai Parikan Asli Budaya Jawa Timur.
Guru SDN Ketajen 2 Ariyani Purwaningsih menyatakan bahwa pada awalnya murid-murid mengalami kesulitan. Setelah mencoba berkali-kali, akhirnya bisa, walaupun sangat sederhana. Parikan adalah pantun berbahasa Jawa. Secara sederhana, teknik pembuatannya sama dengan membuat pantun.
“Awalnya memang susah, tapi setelah bisa, saya jadi suka sekali,” kata Kiara.
Setelah parikan selesai dibuat, guru meminta siswa membacakan tulisannya secara bergantian. Hasilnya pun luar biasa. Aneka parikan tertulis manis di atas kertas. Ada yang berisi nasehat, agama, dan jenaka.
Bahasa yang digunakan pun disesuaikan dengan bahasa anak-anak saat ini.
Ternyata para siswa berpotensi untuk membuat parikan, sebagai langkah kecil untuk melestarikan budaya Jawa Timur. Untuk mengapresiasi hasil karya setiap siswa, guru.meminta semua siswa memasang tulisannya pada papan katuliatiwa.
Mari jaga dan lestarikan budaya untuk menegakkan identitas dan jati diri bangsa. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau tidak sekarang, kapan lagi?
[Ariyani Purwaningsih, SPd, Guru SDN Ketajen 2 Gedangan, Sidoarjo]

Berikut beberapa parikan karya siswa kelas VI A SDN Ketajen 2 Gedangan Sidoarjo
Iwak sepat sambel tomat
Maca sahadat lek pingin selamat (Alivia)

Ndelok Blackpink nang Disney Land
Ojok ngeping lek gak on line (Zahra)

Godhong jarak, godhong salak
Rambut njeprak, koyok landak (Nashwa)

Mangan roti karo duku
Ojok lali maca buku (Akmal)

Tags: