Surabaya Akan Dijadikan Kota Museum

Surabaya Akan Dijadikan Kota MuseumPemkot Surabaya, Bhirawa
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berkeinginan menjadikan Surabaya sebagai Kota Seribu Museum. Untuk mewujudkan itu, tiap tahun pemerintah kota Surabaya bertekad membangun beberapa museum baru.
Risma mengungkapkan, saat ini pihaknya berencana mendirikan museum Kantor Pos dan Museum Cat. Untuk merealisasikannnya, pemerintah kota tengah mendorong pihak terkait untuk membantu mewujudkannya.
“Tahun ini saya sedang mengajak Kantor Pos,” ungkapnya Senin (15/8).
Sebelumnya, di Kota Surabaya sudah berdiri beberapa musem baru kerjasama dengan instansi terkait, seperti Gedung Bank Indonesia yang dijadikan Museum Javasche Bank, kemudian House of Sampoerna, kerjasama dengan perusahaan rokok terbesar di Indonesia Sampoerna.
Risma mengatakan, dengan adanya museum, orang akan mengerti bagaimana kondisi kota surabaya pada masa lalu, disamping itu tujuan lain mendirikan museum adalah untuk area wisata.
“Memang untuk wisata juga, Lagi pula sangat jarang kota dengan banyak museum,” tuturnya. Ia mengakui, untuk operasional biaya yang dibutuhkan sangat besar. Dan, pemerintah kota menurutnya tak mungkin memberikan subsidi. Untuk itu, pemerintah kota menggandeng perusahaan dalam mendirikannya.
“Kalau museum cat, nanti Emco (Perusahaan Cat) yang akan mengelola sendiri,” tuturnya .
Risma mengaku, selain museum cat, kantor pos, dirinya juga menginginkan adanya museum makanan tradisional, serta museum kesyahbandaran. Ia yakin, seain bisa menjadi obyek wisata, keberadaan museum itu juga bisa menjadikan orang lebih bijak.
“Orang ke museum akan bijak, karean bsia menghargai karya-karya orang lain,” katanya. Wali Kota mengharapkan , museum yang dibangun tematik.
Saat ini,  Kota Surabaya sudah mempunyai museum tempat ibadah, berupa klenteng, wihara, masjid dan gereja. Nantinya, dirinya memimpikan adanya museum industri, yang menyughkan sejarah perusahan cat, kemudian perusahaan kimia.
Ia menambahkan, meski ada beberapa museum industri, namun tempat industri terkait masih beroperasi. Untuk mengetahui sejarah Kerajaan Majapahit di surabaya, sebenarnya pemerintah kota berupaya mendatangan prasasti kemenangan saat bertempur dengan tentara tar-tar.
Namun sayang, menurut Risma, batu tersebut tidak diperbolehkan dibawa ke Surabaya oleh warga Mojokerto, meski sudah mendapat izin dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Di sisi lain, Museum empu Tantular yang mengkoleksi aneka penniggalan di masa kerajaan Majapahit juga sudha pindah ke Sidoarjo.
“Kalau Prasasti itu sudah setahun lalu kita minta, tapi gak diperbolehkan masyarakat sana,” jelasnya. Risma mengakui pentingnya museum soal kerajaan, guna meningkatkan rasa bangga generasi muda terhadap kejayaan leluhurnya sebelumnya.
“Saya ingin anak-anak bangkit, tidak hanya mengenal, namun bisa mencontoh bagaimana leluhurnya bisa meraih kejayaan itu,” kataya. Risma menegaskan, dalam mendirikan museum di kota Pahlawan ini, dirinya tak ingin asal copypaste dengan mencontoh museum yang sudah dan di kota maupun negara lain.
“Saya ingin, memang lahir dari kota Surabaya sendiri,” pungkasnya. [dre]

Rate this article!
Tags: