Surabaya Buka Layanan Distribusi Buku 24 Jam

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Dindik Surabaya, Bhirawa
Upaya kabupaten/kota untuk percepatan implementasi Kurikulum 2013 terus digenjot. Di Surabaya bahkan telah menyiapkan layanan 24 jam untuk penerimaan distribusi buku. Layanan tersebut dilakukan oleh sekolah yang hingga saat ini belum mendapat buku secara lengkap dari percetakan.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya Ikhsan mengaku telah telah meminta agar penerbit tidak hanya mendistribusikan saat jam aktif sekolah saja. Terkait hal ini, Dindik telah melakukan koordinasi dengan percetakan mengenai jadwal distribusi secara rinci. Misalnya jika di satu sekolah akan dikirim malam hari, Dindik yang akan mengomunikasikan hal tersebut agar ada pihak sekolah yang menerima.
“Tapi ini harus benar-benar sesuai jadwal. Jangan sampai kita meminta pihak sekolah menunggu malam hari, tapi pihak penerbit tidak segera mengirim sampai pagi hari. Kita sudah pegang jadwal distribusinya,” kata Ikhsan, Rabu (13/8).
Seperti diberitakan sebelumnya, Jumat (15/8) besok, merupakan deadline distribusi buku yang sudah ditegaskan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Terkait hal itu, Ikhsan belum benar-benar yakin semua buku akan dapat diterima sekolah secara merata. “Mudah-mudahan bisa selesai semua. Kita doakan saja agar semuanya (Kurikulum 2013) berjalan lancar,” tutur dia.
Selain pro aktif memantau pendistribusian buku, Dindik Surabaya juga tengah menggiatkan pelatihan guru untuk mempersiapkan kurikulum baru bersama Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK). Sebanyak 1.200 peserta dari unsur pengawas dan kepala SD, SMP, SMA/SMK di Surabaya menjadi sasaran yang terbagi ke dalam tiga angkatan.
Fatchur Rachman, salah seorang peserta pelatihan yang menjabat Kepala SDN Babatan I Wiyung, ini mengatakan pelatihan untuk kepala sekolah diutamakan dalam hal manajemen Kurikulum 2013. Sebab, terjadi pemampatan standar pendidikan nasional. Jika sebelumnya ada delapan standar, kini menjadi empat. “Selain itu kami juga diberi materi tentang implementasi Kurikulum 2013. Masak, gurunya tahu kurikulum baru, kami kepala sekolah tidak tahu,” kata Fatchur saat ditemui di SMAN 9 Surabaya.
Dia menyatakan, pelatihan setiap harinya dimulai pukul 07.30 – 17.00. Materi yang diberikan cukup padat. Meskipun demikian, pelatihan Kurikulum 2013 diakuinya masih kurang. Sebab, ketika ada presentasi materi kemudian didiskusikan, bisa memakan waktu berjam-jam untuk membahas satu materi saja.
“Tapi, sebelum pelatihan, kepala sekolah sudah diberi panduan untuk dipelajari. Hal itu sering dibahas kembali saat diskusi,” ungkapnya. Walaupun demikian, tidak ada materi yang sulit dipahami dan dijamin implementasi Kurikulum 2013 di sekolah berjalan lancar.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dindik Jatim Harun turut memantau jalannya pelatihan Kurikulum 2013 di beberapa lokasi. Di antaranya, SMAN 16, SMAN 9, dan SMAN 7. Harun mengatakan, pihaknya telah meninjau pelatihan Kurikulum 2013 di beberapa kabupaten/kota yang ada di Jatim. Hasilnya, Jatim dipastikan siap menjalankan kurikulum baru ini, baik secara metodologi maupun implementasi. “Apa yang diperoleh dari instruktur nasional maupun regional dalam pelatihan ini diharapkan bisa segera dipraktikkan di sekolah. Saya yakin semua siap,” ungkapnya.
Alumnus Lemhanas 2008 ini menegaskan, kelancaran implementasi Kurikulum 2013 karena adanya sinergi antara pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Pihaknya pun menginginkan, seluruh daerah di Jatim membuktikan kepada pusat telah siap menerapkan Kurikulum 2013. [tam]

Tags: