Surabaya Dirikan Puskesmas Satelit Tangani HIV/AIDS

aidsSurabaya, Bhirawa
Untuk mengurangi penyebaran HIV/AIDS di Surabaya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya dan RSUD dr Soetomo akan membangun lima puskesmas satelit di Surabaya. Lima Puskesmas satelit tersebut berada Puskesmas Dupak, Tanah Kali Kedinding, Sememi, Kedurus dan Perak Timur.
Kepala Dinkes Surabaya, dr Febriana mengatakan, lima puskesmas itu sengaja dibuka untuk menangani penderita HIV/AIDS di lima wilayah tersebut. “Kebetulan lima puskesmas tersebut dekat dengan eks lokalisasi,” katanya.
Misalnya, puskesmas satelit Dupak dekat dengan eks lokalisasi Bangunsari dan Tambakasri. Begitupula dengan puskesmas Sememi yang berada di wilayah eks lokalisasi Sememi. Sedangkan puskesmas satelit di Kedurus,Tanah Kali Kedinding dan Perak Timur memang bukan di eks lokalisasi. Namun, dari data yang ada, sebagian masyarakat di wilayah tersebut ada yang terkena HIV/AIDS. Kondisi tersebut dinilai rentan dengan masalah penyakit seks menular (PMS).
Menurutnya, Puskesmas satelit Dupak sendiri sudah berjalan sejak tahun 2013 lalu. Sehingga Dinkes dan RSU dr Soetomo sedang konsentrasi melakukan bimbingan teknik penanganan HIV/AIDS di empat puskesmas lainnya.
“Di Puskesmas satelit itu, para ODHA bisa rutin dalam satu bulan sekali untuk konseling dan kontrol,” lanjut Feni. Pasien ODHA juga bisa mendapatkan obat ARV di puskesmas satelit, tanpa harus ke RSUD dr Soetomo.
“Selama ini ODHA ambil ARV di Soetomo (RSUD dr Soetomo, Red), makanya pasien di situ membludak. Dengan puskesmas satelit kita memaksimalkan sistem rujukan yang diajurkan kemenkes,” ungkapnya.
Feni menambahkan, sampai saat ini pihaknya sedang terus mengawal empat puskesmas yang akan jadi puskesmas satelit. Banyak hal yang perlu dipelajari oleh dokter, perawat, pendamping yang mengawal pasien ODHA, terutama dalam tiga hal administrasi, medis dan psikologi.
Sementara itu, Koordinator UPIPI RSUD dr Soetomo dr Erwin Astha Triyono SpPD KPTI FINASIM, RSUD dr Soetomo menambahkan, administrasi, medis dan psikologi menjadi bekal untuk menangani pasien ODHA.
“Selain suplai obat, puskesmas satelit harus memahami penanganan administrasi para pasien HIV/AIDS,” papar dia.
Nantinya, selain pengobatan dan dukungan, Puskesmas satelit memiliki tanggung jawab untuk melaporkan angka pasien HIV/AIDS. “Masalah HIV/AIDS ini kan berantai, baik pasien, puskesmas, rumah sakit dan dinkes harus disiplin melaporkan perkembangannya,” terus dr Erwin Astha Triyono. [dna]

Tags: