Surabaya Rotasi 714 Guru Lagi

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Dindik Surabaya, Bhirawa
Baru sepekan rotasi 52 kepala sekolah jenjang SD, SMP dan SMA digelar oleh Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya, kini gelombang rotasi besar-besaran kembali dilancarkan dinas yang berkantor di Jalan Jagir Surabaya itu. Kali ini sebanyak 714 guru yang menjadi sasarannya.
Secara rinci, rotasi paling banyak dilakukan untuk jenjang SD sebanyak 482 guru. Sedangkan untuk jenjang SMP 143 guru, SMA 52 guru dan SMK 37 guru. Kepala Dindik Surabaya Ikhsan mengatakan, rotasi guru dilakukan karena berbagai alasan. Di antaranya ialah sebaran guru yang belum merata di Surabaya karena alasan pensiun atau meninggal. Selain itu, rotasi dilakukan untuk menata guru agar secara keseluruhan dapat memenuhi kewajiban 24 jam mengajar sepekan.
“Rotasi ini dilakukan untuk peningkatan kualitas pendidikan dan guru di Surabaya,” kata Ikhsan saat ditemui di kantornya, Senin (18/8).
Dengan rotasi yang dilakukan ini, Ikhsan juga berharap ada penyegaran dari setiap guru yang mengajar. Selain itu, mereka juga dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan yang lebih kepada guru yang masih perlu bimbingan.
Ini diakuinya sudah sejalan dengan konsep sekolah kawasan yang menekankan penyamarataan kualitas pendidikan untuk semua sekolah. “Karena itu, guru dari sekolah yang kualitasnya sudah baik dirotasi ke sekolah yang biasa-biasa agar bisa memberi manfaat. ,” kata dia.
Dalam rotasi ini, Ikhsan menegaskan tidak ada dasar evaluasi kinerja, sehingga guru dirotasi sebagai bentuk sanksi. Semua murni untuk mengisi formasi di sekolah yang kekurangan guru. Apalagi setelah beberapa kali Surabaya memerger sekolah belum terjadi rotasi sama sekali. “Tidak ada guru yang dirotasi karena nakal atau buruk kinerjanya. Rotasi ini tidak untuk menghukum guru,” kata dia.
Perpindahan ke sekolah tujuan, lanjut dia, selalu mempertimbangkan wilayah sekolah dan kedekatan dengan tempat tinggal. Khususnya bagi guru SD, umumnya rotasi dilakukan masih dalam satu wilayah gugus. Namun ada juga di luar itu karena sekolah tujuan tak dibutuhkan guru tambahan.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada 11 Agustus lalu Dindik Surabaya juga menggelar rotasi untuk 52 orang kepala sekolah yang terdiri dari, 6 kepala SMAN, 14 kepala SMPN dan 32 kepala SDN. Selain itu, ada juga promosi 40 orang guru yang naik menjadi kepala sekolah. Mereka terdiri dari dua guru SMAN, sembilan guru SMPN dan 29 guru SDN.
Dikonfirmasi terpisah, Anggota Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah mengaku seringkali telah meminta Dindik Surabaya untuk memaparkan terlebih dahulu kebutuhan guru secara rinci. Mulai dari kebutuhan di tiap jenjang pendidikan, wilayah dan kebutuhan guru mata pelajaran. “Bagi kami data ini penting untuk dijadikan dasar pengawasan dewan terhadap kebijakan Dindik,” kata dia.
Meski setiap PNS harus siap ditugaskan di mana saja, namun menurut dia, kebijakan Pemkot Surabaya dalam hal ini Dindik harus bisa menyesuaikan subjek, kompetensi dan kultur di setiap wilayah. Salah satu indikator peningkatan dan penurunan kualitas pendidikan di Surabaya ini kan kualitas tenaga kependidikan. Jadi Dindik harus bisa melakukan mapping kebutuhan guru secara cermat. “Kultur di masing-masing wilayah itu berbeda. Rotasi juga harus melihat tingkat urgensinya,” tutur dia. [tam]

Rate this article!
Tags: