Surga Angin dari Tabuhan Kian Digandrungi Turis Mancanegara

 Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (paling kiri) bersama peselancar asing saat membuka Summer Kitesurf Camp di Pulau Tabuhan, Sabtu (9/8).


Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (paling kiri) bersama peselancar asing saat membuka Summer Kitesurf Camp di Pulau Tabuhan, Sabtu (9/8).

Banyuwangi, Bhirawa
Pulau Tabuhan menyimpan potensi yang cocok untuk olahraga air. Harapan baru dijadikan objek wisata berikutnya di wilayah gersang Kabupaten Banyuwangi.
Bule berbadan tegap dan rambut pirang itu sibuk menjembreng parasut di atas pantai berpasir putih. Di tangan kanannya, terselip tali yang terkait dengan pelindung perut. Menggunakan karabiner, tali kemudian disambungkan ke parasut, klik. Begitu dirasa cukup aman, ia melangkah ke laut dan mengembangkan parasut agar tertiup angin yang saat itu berhembus kencang. Tubuhnya cepat terangkat ke udara, meliuk-liuk bak terbang dengan papan selancar terikat di telapak kakinya. Sepuluh detik di udara, tubuhnya menukik turun ke laut lagi. Byur, gantian aksi selancar lewat dorongan angin disuguhkan ke para penonton. Sorak sorai menggema.
Aksi introduction bule itu hanya satu bagian dari puluhan penikmat selancar layang (kitesurfing) dan selancar angin (windsurfing) yang unjuk gigi bermanuver di atas laut Pulau Tabuhan, Banyuwangi. Uji coba olahraga wisata kitesurfing digeber di pulau tak berpenghuni itu pada Sabtu-Minggu (9-10/8).
Sebanyak 36 kitesurfers lintas negara, seperti Austria, Jerman, Perancis, Singapura, Thailand, Hongkong, Australia, dan Indonesia, turut ambil bagian. Sebelumnya disebutkan peserta tersaring sebanyak 40 kitesurfers dari 60 orang yang mendaftar.
Memadukan olahraga dan pariwisata (sport tourism), ajang bertajuk Trial Summer Kitesurf Camp, ini digelar oleh Banyuwangi Bangsring Breeze dengan dukungan penuh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Pulau seluas 5 hektare itu bercokol di Selat Bali, 30 menit perjalanan menggunakan perahu dari Pantai Kampe, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo.
Kitesurfer asal Belanda sekaligus penggagas event, Jeroen Van Der Kooij, mengatakan Pulau Tabuhan menjadi surga istimewa bagi para peselancar layang dan angin. Kecepatan angin laut pulau ini mecapai 20-30 knot, sangat ideal untuk bermain kitesurfing maupun windsurfing. Ia mengklaim, tempat itu paling bagus di Indonesia untuk olahraga selancar layang dan angin. “Angin kencang setiap saat, tidak perlu menunggu datangnya angin seperti di Bali,” kata Jeroen.
Meski mendirikan resort di Wongsorejo daratan, Jeroen tak sadar pulau kecil di lepas pantai itu menyimpan potensi sport tourism. Baru tahun lalu, ia dan isteri, Miftahul Jannah, menyingkap surga angin Pulau Tabuhan yang sesuai untuk sport tourism. Dengan kecepatan angin 20 knot dan tanpa ombak, Pulau Tabuhan cocok bagi permainan freestyle kitesurfing dan windsurfing. “Jika sudah tahu sejak dulu-dulu, kami pasti sudah lama kesini. Teman-teman kitesurfer yang biasanya main di Bali pasti semuanya kesini,” ia menuturkan.
Potensi ini membuat Jeroen optimistis Pulau Tabuhan menjadi lokasi surfpoint utama bagi penggila kitesurfing dan windsurfing. Pihaknya juga berencana membuka pelatihan bagi warga dan wisatawan yang berminat pada olahraga air. Bagi warga lokal, pelatihan meliputi kemampuan bahasa Inggris dan teknik berselancar. Ia berancang-ancang mendatangkan trainer profesional dari luar negeri. Cara ini dinilai bisa memberdayakan warga lokal dan mendukung kegiatan ekonomi produktif berbasis pariwisata di Pulau Tabuhan.
Pada pembukaan acara, Bhirawa berkesempatan ikut menengok pulau kecil dengan gradasi warna laut nan indah. Berangkat menumpang perahu nelayan dari Pantai Kampe pukul 08.30, tiba di Tabuhan pukul 09.00. Pada pagi hari, gelombang laut Selat Bali cukup tenang. Menjelang siang saat perjalanan kembali ke Jawa daratan, angin kencang menerpa. Perahu harus memecah gelombang laut yang saat itu mulai menggeliat. Selama perjalanan pulang itu, Bhirawa dan penumpang lain, dibikin sport jantung.
Di tempat itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengatakan event Summer Kitesurf Camp bertujuan mempromosikan pariwisata Banyuwangi, khususnya di wilayah utara. Promosi berkonsep sport tourism sebelumnya digeber di wilayah selatan, seperti Pantai Pulau Merah, Plengkung, dan Sukamade. Hasilnya, kata dia, efektif menggaet banyak wisatawan ke sisi selatan.
Menurut Anas, Pulau Tabuhan menyimpan pesona yang belum diketahui banyak orang. Menawarkan hamparan pasir putih halus, air laut jernih dan biota laut yang menawan, ia yakin Pulau Tabuhan bakal menjadi destinasi idola. “Satu lagi potensi pariwisata Banyuwangi yang tergali, Pulau Tabuhan.  Daerah utara memang gersang dan minim fasilitas wisata,” ujarnya.
Ke depan, dia sudah merancang konsep pengelolaan pulau itu kepada swasta dengan sistem kontrak. Saat ini Pemkab Banyuwangi masih menghitung apraisal harga sewa yang pantas sesuai ketentuan Badan Pemeriksa Keuangan. “Kami akan tetapkan empat investor yang berminat. Salah satunya dari Maladewa,” kata Anas.
Memanfaatkan kecepatan angin, kitesurfing adalah olahraga selancar di permukaan air yang menggabungkan beragam unsur, mulai selancar angin, selancar, paralayang, dan senam udara. Kitesurfing memanfaatkan layang-layang paralayang sebagai pendorong atlet yang berdiri di atas papan selancar. Adapun windsurfing adalah olahraga dengan memanfaatkan tenaga angin untuk meluncur membelah air.  [mb5]

Tags: