Surplus, Jatim Perluas Kerjasama dengan Denmark

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo saat menerima kunjungan kerja Dubes Denmark Rasmus Abildgaard Kristensen di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Kejasama pedagangan antara Jatim-Denmark terus menunjukkan surplus bagi Jatim. Untuk peningkatan perdagangan, investasi dan pariwisata, Jatim siap memperluas kerjasama dengan Denmark di berbagai sektor.
Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Jatim Dr H Soekarwo, saat menerima Duta Besar (Dubes) Denmark untuk Indonesia, Rasmus Abildgaard Kristensen, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (14/3).
Menurut Gubernur Soekarwo, pada 2017 nilai ekspor dari Jatim ke Denmark sebesar 79.33 juta US$ dengan nilai impor sebesar 18.28 juta US$. Komoditas utama ekapor non migas dari Jatim ke Denmark antara lain alas kaki, bahan kimia organik, kendaraan dan bagiannya seperti velg, rem, bearing dan kopling.
Juga, perabot rumah seperti furnitur dan penerangan rumah seperti lampu hias dari logam serta getah dan damar. Sementara itu, komoditas utama impor non migas Jatim dari Denmark adalah mesin-mesin pesawat mekanik, perekat dan enzim, berbagai produk kimia, bahan kimia organik serta kertas/karton.
Terkait nilai investasi Denmark, Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim menjelaskan, sampai dengan semester I tahun 2017 sebesar US$ 46.1 juta dengan jumlah proyek sebanyak 9 buah, enam diantaranya bergerak di sektor sekunder yaitu bidang industri logam, mesin dan elektronik, barang dari kulit dan alas kaki, industri kayu, karet dan plastik serta industri makanan.
Dihadapan Dubes Denmark, Pakde Karwo menawarkan investasi bidang industri kepada para pengusaha Denmark. Alasannya, investasi tersebut menjadikan efisien karena lebih dekat dengan pasar. Investasi tersebut sekaligus dapat mengurangi impor bahan baku dan penolong industri yang saat ini nilainya masih 79 persen.
“Efisiensi tersebut terutama mempertimbangkan penduduk Indonesia yang mencapai 268 juta atau 40 persen pasar Asia ada di Indonesia. Kontribusi Jatim sendiri sebesar 20.77 persen mensuplai pasar Indonesia. Jatim menjadi hub dari pasar yang ada di Indonesia bagian timur,” tegasnya.
Selain itu, efisiensi juga didukung oleh berbagai jaminan kemudahan investasi di Jatim, seperti jaminan ketersediaan lahan, listrik, kemudahan perijinan, dan tenaga skilled. Mengenai kunjungan para pengusaha Denmark pada bulan keempat April 2018, Gubernur menjanjikan untuk membuat prospekus pertemuan busines to busines (B to B) tersebut.
Sementara itu, Dubes Denmark Rasmus Abildgaard Kristensen mengagumi Jatim yang memiliki berbagai keunggulan dan menjadi hub bagi kawasan Indonesia bagian timur. “Ini bukan pertama kali saya mengetahui tentang Jatim. Sebelumnya, saya sudah mengetahui kehebatan paparan Bapak Gubernur pada waktu seminar anti korupsi KPK di Jakarta dan pada saat kunjungan Ratu Denmark ke Jatim,” ungkapnya.
Ia mengakui, bahwa Indonesia khususnya Jatim sekarang pembangunannya bergerak dengan cepat. Terlebih di sektor infrstruktur dan teknologi. Untuk itu, Denmark juga menawarkan spesialisasi sesuai bidang yang dibutuhkan terutama pada clean energi (energi hijau) dan manajemen kebersihan meliputi pengelolaan sampah hingga ekosistem lingkungan bagi Jatim.
“Saya berharap, gubernur dapat meluangkan waktu menghadiri acara tersebut sekaligus memberikan paparan tentang Trade Tourism Investmen (TTI), e-govermen dan IT serta memaparkan keunggulan Jatim kepada pengusaha kami,” ujarnya yang mendapatkan anggukan persetujuan Gubernur. [iib]

Tags: