Survei Pasca Debat

Oleh:
Sugeng Winarno
Pegiat Literasi Media, Dosen Ilmu Komunikasi FISIP, Universitas Muhammadiyah Malang.

Debat capres putaran kedua telah usai digelar. Keriuhan pasca debat masih terus berlangsung. Melalui beragam platform media sosial, para warganet membahas pelaksanaan debat tersebut. Suasana pasca debat juga diramaikan dengan perang hasil survei dari beragam lembaga survei. Survei yang mengukur siapa yang unggul dalam debat capres kedua hasilnya berbeda-beda. Ada lembaga survei yang hasilnya menyatakan capres nomor 01 yang unggul, sementara survei yang lain menampilkan hasil paslon nomor 02 yang menang. Mengapa hasil survei bisa berbeda-beda?
Beragam survei politik telah lama muncul turut meramaikan situasi politik dalam setiap pemilu. Ada beragam lembaga survei, berbagai teknik, dan metode yang digunakan saat survei. Ada yang namanya polling, hitung cepat (quick count), real count, exit pool, dan beberapa yang lain. Beberapa cara kerja survei menyaratkan pilihan yang tepat dalam menggunakan metode, teknik, penentuan subyek, informan, sample, dan alat yang dipakai dalam mengumpulkan data. Ketidaktepatan menggunakan berbagai perangkat survei bisa berakibat hasil survei tidak valid.
Tidak dapat dimungkiri bahwa munculnya lembaga survei juga dilatarbelakangi oleh motif bisnis. Munculnya hasil survei yang berbeda-beda bisa terjadi karena hasil survei dituntut sesuai dengan pesanan. Dan ketika hasil survei berbeda-beda justru tidak memberikan kepastian informasi kepada masyarakat. Untuk itu kejujuran para pelaku survei menjadi sesuatu yang sangat penting harus ditegakkan.
Beda yang Survei, Beda Hasilnya
Hasil survei pasca debat capres putaran kedua bikin bingung. Hasil antara lembaga survei yang satu dengan yang lain tidak seragam. Kalau demikian yang terjadi lantas lembaga survei mana yang harus di percaya? Lembaga survei mana yang kredibel dan tepat secara metodologis? Lembaga survei mana pula yang abal-abal, atau bekerja hanya berdasarkan pesanan pihak tertentu. Karena ada juga lembaga survei yang menghamba pada siapa yang mendanai, hingga hasil surveinya berusaha untuk menyenangkan pihak pemesan.
Hasil beberapa lembaga survei pasca debat capres kedua viral di media sosial. Hasil survei menjadi materi perbincangan yang ramai di ranah maya. Seperti diberitakan banyak media, survei penilaian pasca debat yang dilakukan Radio Elshinta memperoleh hasil Jokowi-Ma’ruf 41 persen, Probowo-Sandi 56 persen. Tempo.Co menempatkan pasangan capres urut 01 sebanyak 36 persen, sementara capres nomor urut 02 sejumlah 64 persen. Trans TV menemukan Jokowi-Ma’ruf hanya 18 persen, sementara Prabowo-Sandi 82 persen. Sementara menurut survei iNews, Jokowi 22 persen, Prabowo 78 persen.
Beberapa lembaga survei lain, termasuk yang dilakukan individu lewat media sosialnya juga berbeda-beda hasilnya. Menurut survei yang dilakukan musisi Iwan Fals yang mencoba melihat preferensi pengguna media sosial terhadap calon presiden. Saat survei dilakukan sesaat pasca debat, pasangan Prabowo-Sandi unggul dengan angka 58 persen, sementara Jokowi-Ma’ruf hanya mendapat 42 persen.
Sementara survei yang dilakukan Berita Satu, Jokowi menang dengan 52 persen, Prabowo 45 persen. Survei Trans7 menempatkan Prabowo unggul telak sebanyak 82 persen, Jokowi hanya 18 persen. Berdasarkan polling acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di Twitter TVOne, capres nomor urut 02 berhasil unggul atas capres nomor urut 01. Capres nomor urut 02 berhasil mendapatkan 89 persen atau sekitar 21.730 pemilih. Sedangkan, capres nomor urut 01 mendapatkan 11 persen atau sekitar 2.685 pemilih.
Sementara menurut polling Litbang Kompas dengan pertanyaan apakah responden berminat menonton debat pilpres putaran kedua?. Diperoleh hasil 61,6 persen responden di Sumatera menjawab ya. Sementara 24,7 persen menjawab tidak dan 13,7 persen menjawab tidak tahu. Hasil survei Kompas juga menunjukkan bahwa sebanyak 63,1 persen responden di Jawa menjawab ya. Sementara 24,5 persen menjawab tidak dan 12,4 persen menjawab tidak tahu.
Sebanyak 90,9 persen responden di Kalimantan menjawab ya. Sementara, 4,5 persen menjawab tidak dan 4,5 persen menjawab tidak tahu. Kemudian sebanyak 88,9 persen responden di Sulawesi menjawab ya. Sementara 11,1 persen menjawab tidak dan 0 persen menjawab tidak tahu. Untuk wilayah lainnya, sebanyak 67,9 persen menjawab ya. Kemudian 28,6 persen menjawab tidak. Sementara 3,6 persen menjawab tidak tahu.
Validitas Survei
Pihak yang melakukan survei pasca debat capres kedua berasal dari banyak lembaga. Ada beberapa lembaga survei yang tergolong berpengalaman seperti CRC, LSI Denny JA, SMRC, Charta Politica, Litbang Kompas, Alvara, IndEX, Y-Publica, Populi Center, dan Indikator. Beberapa lembaga survei ini telah berpengalaman melakukan beragam survei politik dalam pemilu. Survei pasca debat juga dilakukan beberapa pihak, lembaga pendidikan, media massa, dan individu.
Siapapun yang menggelar survei yang penting adalah bagaimana hasil survei itu valid. Validitas hasil survei ini sangat penting agar hasil survei bisa dipercaya dan tidak menyesatkan. Agar sebuah survei valid dan mendapatkan hasil yang obyektif dan netral maka survei harus benar secara metodologis. Ketika memaknai hasil survei harus diperhatikan metode, media yang dipakai, luas areal survei, waktu pelaksanaan, siapa khalayak yang di survei, metode pengumpulan datanya dan berapa persen margin of errorsnya.
Pertanyaan survei pasca debat juga menjadi poin penting yang harus di perhatikan. Beberapa lembaga survei hanya menanyakan beberapa pertanyaan yang sangat sederhana seperti siapa calon presiden yang unggul dalam debat ke dua?. Atau siapa calon presiden kelak yang akan dipilih oleh orang yang disurvei?. Atau pertanyaan penilaian secara spesifik terhadap penguasaan materi debat sesuai dengan tema yang sudah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pusat.
Guna mendukung proses demokratisasi, kemunculan lembaga survei politik merupakan sebuah keniscayaan. Kehadiran lembaga survei bukan saja menjadi lahan bisnis baru, namun yang esensi sebuah survei politik harus menjadi jembatan dan sarana pendidikan politik serta memberikan informasi tentang persepsi, harapan dan evaluasi publik terhadap kondisi dan perkembangan sosial politik yang sedang terjadi.
Semua lembaga survei hendaknya menjunjung integritas, validitas, dan independensi. Survei harus terbebas dari kepentingan politik. Lembaga survei bukan lembaga pemenangan politik. Peran lembaga survei cukup besar dalam memengaruhi pemilih. Lembaga survei harus menjadi lembaga profesional bukan menjadi alat kampanye partai politik atau tim sukses capres tertentu.

———– *** ———–

Rate this article!
Survei Pasca Debat,5 / 5 ( 1votes )
Tags: