Survei Temukan Keluarga Mampu Nekat Ikut Jalur Mitra Warga

Jalur Mitra WargaSurabaya, Bhirawa
Survei yang dilakukan sekolah untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur mitra warga ternyata sangat efektif. Sejumlah keluarga mampu dan berada diketahui mendaftarkan anaknya melalui jalur khusu ortang miskin ini ke beberapa sekolah.
Temuan warga kaya mendaftar melalui jalur mitra warga ini salah satunya diungkapkan Wakil Kepala SMAN 16 Surabaya bagian Kesiswaan Sulistyono. Dari survey ke rumah-rumah pendaftar, Sulistyono dan tim menemui ternyata banyak yang beralamat di perumahan elit seperti perumahan Kutisari Indah dan Wisma Indah. Tetntunya kondisi keluarganya serba berkecupan.
“Ada mobilnya, rumahnya gandeng dua. Bagaimana bisa disebut tidak mampu,” tutur dia.
Pihaknya mangakui sulit untuk memutuskan seseorang itu tidak mampu atau mampu. Sebab, masing-masing juga mengantongi surat keterangan tidak mampu dari kelurahan. Namun pihak sekolah tetap memberi pemahaman kepada pendaftar agar lebih memahami esensi jalur mitra warga.
“Kalau sampai jalur mitra warga ini sampai keliru sasarannya. Tentu sayang sekali karena yang membutuhkan masih sangat banyak,” tutur dia.
Di SMA 16, terang Sulistyono,dari 25 pendaftar jalur mitra warga, pihaknya telah menentukan 19 peserta didik yang bakal lolos. Jumlah ini sesuai ketentuan jalur mitra warga, yakni lima persen dari total pagu. Sedangkan enam pendaftar lainnya dinyatakan tidak lolos. Sebabnya beragam, yang paling utama pendaftar ini merupakan golongan orang berada.
“Mekanismenya jelas. Kita ranking dulu terus terjun ke lapangan melakukan survei,” tutur Sulistyono saat ditemui di SMAN 16 Surabaya, Kamis (1/7).
Hal serupa juga terjadi di SMAN 1 Surabaya. Dari 25 pendaftar yang masuk, kuota PPDB jalur mitra warga hanya bisa menampung 14 siswa. Sedangkan 11 lainnya terpaksa harus digugurkan. Kepala SMAN 1 Surabaya Johanes menuturkan, para siswa yang tidak diterima umumnya berasal dari keluarga mampu. Bahkan ada juga anak PNS golongan 2B yang berani mendaftar.
“Kalau anak PNS golongan apapun jelas tidak bisa masuk jalur mitra warga,” kata dia.
Untuk menggali informasi, tim survei sekolah tidak hanya melihat fisik tempat tinggal. Melainkan juga menggali informasi dari tetangga. Dia bercerita, ada pendaftar yang rumahnya besar dengan mobil di parkir di terasnya. Ternyata mobil itu hanya titipan tetangga dan penghuninya hanya seorang janda serta anak yatim.
“Ternyata rumah besar juga belum tentu keluarga mampu. Bisa jadi dulu mereka mampu tapi sekarang kondisi ekonominya turun,” kata dia.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya Ikhsan menuturkan, survei lapangan merupakan salah satu tahap yang wajib dilakukan sekolah. Ini untuk memastikan seluruh persyaratan administrasi itu benar. Meski telah menggunakan pendaftar juga telah melampirkan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan.
“Sebenarnya data keluarga tidak mampu juga bisa diakses dari data Bapemas. Tapi data begini ini kan dinamis,” tutur dia. Karena itu dibutuhkan tim untuk menyurvei di lapangan.
Lebih lanjut dia mengatakan, pengumuman jalur mitra warga akan dilakukan hari ini, Kamis (2/7). Pengumuman akan dilakukan di sekolah masing-masing. “Belum diketahui apa semua sekolah sudah memenuhi kuota lima persen atau tidak. Biasanya masih ada yang tidak terpenuhi karena peminatnya memang kurang,” pungkas dia. [tam]

Tags: