Surya Alam Dorong Pembangunan Pariwisata di Kabupaten Jombang

Anggota Komisi X DPR-RI, Mohammad Suryo Alam saat menghadiri acara Bimtek tentang Pariwisata di Hotel Yusro, Jombang, Rabu siang (09/05). Arif Yulianto/ Bhirawa].

Jombang, Bhirawa
Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), Mohammad Suryo Alam mendorong agar pembangunan sektor pariwisata di Kabupaten Jombang makin berkembang ke depan. Hal itu di katakan Suryo Alam kepada sejumlah wartawan usai acara Bimbingan Teknis Destinasi Pariwisata Melalui Penguatan Potensi Wisata Alam Jombang di Hotel Yusro Jombang, Rabu siang (09/05).
Suryo Alam menghadiri acara tersebut bersama pejabat Kementrian Pariwisata Republik Indonesia dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Jombang. Suryo Alam berharap, pembangunan pariwisata di Kabupaten Jombang bisa menjadi program prioritas Jombang ke depan.
“Saya harapkan pariwisata menjadi pemantik, menjadi program prioritas ke depan Pemerintahan Jombang ke depan. Ini saat yang bagus, pas menjelang Pilkada juga, jadi ini pesan, siapapun yang terpilih, supaya pariwisata Jombang maju,” kata Suryo Alam kepada sejumlah wartawan.
Lebih lanjut Suryo Alam mengatakan, saat ini Kabupaten Jombang sudah dan akan mempunyai fasilitas penunjang yang cukup ideal untuk pengembangan pembangunan sektor pariwisatanya.
“Akses sudah gampang, tol sudah terhubung, jalur kereta api dua trek, bandara hanya satu jam, nanti ada bandara Kediri juga, kalau ‘nggak disiapin’ dari sekarang, di goyang-goyang dari sekarang, nanti orang hanya lewat saja di Jombang. Dan saya sebagai salah satu wakil dari Dapil di sini, ‘nggak’ mau orang lewat di Jombang hanya sekedar lewat saja,” papar Suryo Alam.
Selain di tunjang dengan fasilitas penunjang akses, saat ini Kabupaten Jombang juga sudah memiliki wisata religi seperti Makam Presiden Ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Menurut Suryo Alam, jika Jombang memiliki destinasi wisata selain Makam Gus Dur, maka orang yang datang ke Jombang tidak hanya ziarah, namun juga bisa mengunjungi lokasi wisata lain, seperti wisata alam dan yang lain.
“Mereka bisa menginap di sini, bisa lihat indahnya alam, ada budaya yang lain, jadi orang datang (bisa) lebih lama tinggal. Kira-kira ‘gitu’ lah konsepnya,” imbuhnya.
Terkait adanya sejumlah potensi wisata yang areal pertanahannya masih masuk dalam kawasan Perhutani, Suryo Alam menjelaskan, hal tersebut di katakannya bisa di selesaikan jika sudah ada proses komunikasi yang baik. Kata dia, hutan yang ada pada kewenangan Perhutani juga ada beberapa klasifikasi.
“Hutan ada klasifikasi, ada hutan produksi, ada hutan wisata, ada hutan rakyat, dan segala macam. Saya kira itu masalah komunikasi saja, ada Perhutani, ada Kementrian Kehutanan, ada Pemda, ada desa, itu (perlu) ‘omong-omongan’. Paling-paling buntutnya, harus bareng lah mengelolanya,” terang Suryo Alam.(rif)

Tags: