Susul SBMPTN, Biaya UMPTKIN Ikut Naik

Rektor UINSA Surabaya Prof Abdul A'la didampingi Wakil Rektor I UINSA Dr Syamsul Huda saat mengumumkan pelaksanaan UMPTKIN kemarin, Selasa (3/5). [adit hananta utama/bhirawa]

Rektor UINSA Surabaya Prof Abdul A’la didampingi Wakil Rektor I UINSA Dr Syamsul Huda saat mengumumkan pelaksanaan UMPTKIN kemarin, Selasa (3/5). [adit hananta utama/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Kenaikan biaya pendaftaran tidak hanya terjadi pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) saja. Tahun ini, , Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UMPTKIN) juga mengalami kenaikan.
Meski kenaikannya tak sebesar SBMPTN yang tahun ini mematok Rp200 ribu dari tahun lalu Rp100 ribu. Kenaikan biaya pendaftaran UMPTKIN cukup lumayan, yakni Rp150 ribu dari tahun lalu Rp100 ribu. “Di satu sisi anggaran kita minim, tapi di sisi lain kami tidak bisa mematok terlalu tinggi. Karena pangsanya PTKIN adalah lulusan aliyah dan pesantren yang rata-rata dari kelas menengah ke bawah,” tutur Wakil Rektor I UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya Syamsul Huda kemarin, Selasa (3/5).
Tahun ini, UINSA ditunjuk sebagai panitia nasional UMPTKIN mendapat dukungan anggaran dari pemerintah pusat sebesar Rp19 miliar. Dengan tambahan biaya Rp150 ribu dari pendaftar, harapannya dapat memenuhi kebutuhan yang mencapai Rp25 miliar.
“Memang jauh sangat kecil dari pada anggaran SNMPTN maupun SBMPTN. Tapi itu sudah cukup karena PTKIN hanya menyediakan 1.057 prodi dengan daya tampung 35.006 mahasiswa,” lanjut Syamsul. Kenaikan ini, lanjut Syamsul, juga dilakukan demi menjamin kualitas soal mulai dari proses pembuatannya, percetakan hingga distribusinya.
Tak berbeda jauh dengan syarat SBMPTN, UMPTKIN yang dibuka sejak 1 Mei sampai 3 Juni mendatang memberlakukan aturan yang sama. Siswa yang mendaftar adalah siswa lulusan tahun 2016, 2015. Untuk lulusan tahun 2015menggunakan ijazah. Sedangkan untuk lulusan 2016 menggunakan surat keterangan lulus dari kepala sekolah atau madrasah yang dilengkapi dengan pas foto terbaru yang dicap oleh madrasah dan sekolah.
Menurut Samsul, karena lewat jalur PTKIN, maka prodi yang ditawarkan hanya ada prodi berbasis agama. Di UINSA sendiri menawarkan 25 prodi keagamaan, seperti perbandingan agama, tarbiyah, dakwah, ekonomi syariah dan lainnya. Sementara 17 prodi lainnya diikutkan melalui jari SNMPTN dan SBMPTN.
Berbeda dengan ujian SBMPTN yang targetnya mengetahui kemampuan akademik pendaftar lewat prediktif tes. Pada UMPTKIN ini selain menggunakan Tes Potensi Akademik (TPA), pendaftar juga akan mengikuti academic attitudes. Ini merupakan tes tambahan untuk mengetahui sisi psikologis pendaftar. Sehingga diketahui sejauh mana ketahanan dia untuk dapat mengikuti perkuliahan hingga lulus.
“Academic attitude ini digunakan untuk mengukur keseriusan pendaftar untuk kuliah, emosi dan juga kepribadian siswa,” kata Syamsul. Penggunaan tes psikologi tersebut, lanjut dia, sudah berjalan sejak dua tahun terakhir. Pihaknya berharap ujian ini bisa mengurangi jumlah siswa yang molor kuliah. [tam]

Rate this article!
Tags: