Susun Strategi Pengelolaan Jurnal, Kuatkan Internationalisasi Jurnal

Prof Akh Muzakki

Surabaya, Bhirawa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya fokus dalam penguatan Internationalisasi Jurnal. Maka ada beberapa strategi pengelolaan jurnal yang kini tengah disiapkan, agar dapat bersaing di kancah international.
Menurut Dekan FISIP UINSA, Prof Akh Muzakki, saat ini ada beberapa jurnal berbasis progran studi yang ada di FISIP. Yaitu The Sociology of Islam, Journal of Integrative International Relations, Indonesian Journal of Political Studies, Publique, Politique, dan Siyar. Sedangkan proyeksi jurnal yang akan diproyeksikan mampu bersaing di kancah internasional bernama The Sunan Ampel Review of Political dan Social Studies.
“Beberapa jurnal masih dalam tahap pembukaan, dan ada yang telah berjalan dalam beberapa tahun terakhir,” ujar di dalam diskusi bertajuk Internationalisasi Jurnal, Selasa (23/2) kemarin.
Sementara The Sunan Ampel Review of Political dan Social Studies direncanakan akan menjadi jurnal yang ditargetkan mampu mewarnai jurnalisme akademik civitas akademika FISIP.
“Pertemuan siang ini penting untuk menguatkan perspektif dan jurnalisme di FISIP. Mengingat kompetitor kami lebih hebat sehingga memerlukan penguatan yang lebih serius,” kata dia.
Sementara itu, Dosen FISIP, Khoirun Ni’am yang hadir sebagai narasumber memaparkan, pemilihan diksi nama menjadi sangat penting dalam menentukan arah dan irisan bidang yang akan digeluti oleh sebuah jurnal. Diksi nama akan mempertegas dan memperjelas bidang keilmuan yang akan diterbitkan jurnal itu.
“Selain itu, diksi yang tepat akan mempermudah kontributor dan pembaca dalam memberikan kontribusi dan mengkonsumsi jurnal itu,” urainya
Diksi nama yang tepat tidak berpengaruh pada penilaian status sebuah jurnal, namun hal itu akan memudahkan pembaca dan kontributor tulisannya.
“Pemilihan nama yang tepat disamping mempertegas dan memperjelas keilmuan, juga akan mempermudah orang untuk menulis dan membaca artikel dari sebuah jurnal,” ujar Ni’am.
Ni’am menegaskan, status internasional atau nasional sebuah jurnal akan mempengaruhi penulisnya. Bila sebuah jurnal akan diarahkan pada level internasional, maka penulisnya harus berasal dari berbagai negara luar dengan kuota 60%. Sedangkan bila sebuah jurnal diproyeksikan menjadi jurnal nasional, maka juga harus memperhatikan 60% penulis dari luar kampus asal jurnal itu dan mewakili berbagai daerah di seluruh Indonesia.
“Keterwakilan 60% penulis luar tergantung skala, apakah itu internasional maupun nasional menjadi hal yang harus diperhatikan oleh pengelolaan jurnal,” paparnya.
Secara umum, narasumber yang dikenal sebagai mentor awak jurnal dalam skala nasional ini menyampaikan, ada 18 strategi pengelolaan jurnal menuju manajemen keredaksian yang mampu menjadi jembatan jurnalisme yang bermutu. Sebanyak 18 langkah itu dapat diperas lagi menjadi 9 langkah dalam pengelolaan jurnal.
“Sebuah jurnal juga harus menguatkan editorial dan reviewer. Pada banyak kasus manajemen keredaksian sebuah jurnal memiliki kekhasan masing – masing, sehingga mempengaruhi posisi kualitas jurnalnya,” pungkasnya. [ina]

Tags: