Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji saat meninjau stand pameran wisata halal
Kota Malang, Bhirawa
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji mengutarakan Kota Malang tengah berkonsentrasi menjadi pusat Wisata Halal.
Usai menjadi inspektur upacara Hari Santri dan meninjau pameran wisata halal di Jalan Gajah Mada. Senin.(22/10) kemarin, Wali kota Sutiaji menyebut pariwisata halal tersebut nantinya bukan pada pembatasan-pembatasan. Melainkan memberikan jaminan pada wisatawan muslim.
Sebagai contoh Stiaji menggambarkan Pasar halal bukan hanya pada bajunya syari semua, yang laki dan pramuniaganya laki. Tidak seperti itu, tetapi lebih ke kalau jual makanan mulai bahannya sampai prosesnya halal.
Dia juga memberikan contoh pengolahan makanan dari hulu hingga hilir, misalnya dari penyembelihan hingga pengolahan menggunakan proses yang halal.
Pemkot, kata dia, akan lakukan sertifikasi. Ada tim verifikasi, kampus kan sudah ada yang punya lab halal. Kemenag juga sudah bisa memfasilitasi, untuk kepentingan tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni mengutaraan, bahwa selama ini belum banyak wisman dari Timur Tengah yang datang ke Malang. Potensi mereka sangat besar.
Secara nasional, lanjutnya, pada 2018 ini wisman ditargetkan mengunjungi Indonesia sebanyak 5 juta orang. Hingga Oktober, diperkirakan kunjungannya sudah mencapai 2,5 juta wisman.
Sementara di Global Museum Travel Indeks (GMTI) Indonesia berada di nomor dua bersama Uni Emirat Arab. Sementara nomor satu Malaysia, harapannya 2019 bisa menggeser posisi tersebut.
Oleh karena itu, lanjut dia, tim percepatan pengembangan pariwisata tahun ini dikembangkan di 10 daerah. “Dulu cuma Aceh, Sumbar dan Riau, saat ini 10 termasuk Jatim. Kota Malang ini kan punya kuliner terbaik dan terenak di Indonesia. Nah itu hotel-hotel sebagai penopang hadirnya wisman juga sudah ada yang mendeklarasikan sebagai hotel halal, restoran halal, travel halal itu menjadi pendukungnya,”kata Ida Ayu. [mut]
