Sutikno: Kabupaten Sidoarjo Alami Empat Kali Guncangan Ekonomi

Perusahaan rokok di Sidoarjo juga sempat terkena dampak akibat pandemi Covid-19. [alikus/ bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa.
Bila Kabupaten/Kota di Indonesia selama ini mengalami tiga kali guncangan ekonomi, namun Kabupaten Sidoarjo dievaluasi oleh Badan Pusat Statistik ( BPS ) Sidoarjo malah sampai empat kali mengalami guncangan ekonomi.

Namun demikian, pada saat ini pertumbuhan ekonomi di Kab Sidoajo, dievaluasi masih tetap cukup bagus. Bahkan bisa menjadi nomor dua dalam memberikan kontribusi pendapatan bagi Provinsi Jawa Timur, diantara Kabupaten/Kota yang ada.

Koordinator Neraca Wilayah dan Analisis BPS Sidoarjo, Drs Sutikno MM, menjelaskan tiga kejadian Nasional dan Internasional yang dampaknya sampai ke semua daerah di Indonesia itu, diantaranya adalah kesatu, di tahun 1998 saat terjadinya krisis moneter. Kedua, tahun 2008 saat terjadinya kredit macet dari perusahaan property Internasional dari USA dan ketiga, dan di tahun 2020 saat terjadinya pandemi covid-19. “Tetapi khusus Kab Sidoarjo, ada lagi yang keempat, yakni di tahun 2006 lalu, saat terjadi meluapnya kasus lumpur Lapindo,” ujar Sutikno, belum lama ini.

Pada tahun 2006 itu, kata Sutikno, pertumbuhan ekonomi Kab Sidoarjo sempat merosot dan mengalami pelambatan dari kejadian kasus lumpur Lapindo. Investor merasa was-was untuk menanamkan modalnya di Kab Sidoarjo. Namun, pada akhirnya guncangan ekonomi yang sempat dialami Kab Sidoarjo itu bisa teratasi. “Malah kini tetap menjadi salah satu daerah terbesar yang bisa memberikan kontribusi bagi pendapatan di Priovinsi Jawa Timur ini,” jelas Sutikno.

Dalam kesempatan berbeda, Kepala Badan Perencanaan Daerah Kab Sidoarjo, DR Heri Soesanto, menjelaskan saat ini Pemkab Sidoarjo secara bertahap akan melakukan upaya pemulihan pertumbuhan ekonomi, akibat pandemi covid-19. “Ada 17 program pemulihan pertumbuhan ekonomi yang akan dilakukan oleh OPD terkait,” jelasnya.

Misalnya saja, upaya membuka dan memperluas lapangan kerja, menciptakan wirausaha baru, mensuport permodalan bagi usaha mikro, menaikkan status usaha mikro supaya bisa melakukan eksport , diversifikasi pangan supaya bisa dieksport, pengembangan wisata supaya bisa menambah sumbangan ekonomi bagi daerah. “Berbagai upaya ini akan kita lakukan, karena sudah dituangkan menjadi RPJM 2021-2026. Harapannya bisa memulihkan pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan,” kata Heri.

Dirinya sempat mengatakan akibat terjadinya pandemi covid-19, pertumbuhan ekonomi Kab Sidoarjo yang sempat berada di angka 5.39%, pada tahun 2020 lalu bahkan sempat menjadi terjun bebas sampai minus 3.69%.[kus]

Tags: