Syaf Satriawarman: Pemakaian Obat di 26 Puskesmas Harus Dicatat

drg Syaf Satriawarman SpPros. [alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Pemakaian obat-obatan di 26 Puskesmas juga di Puskesmas pembantu yang ada di Kabupaten Sidoarjo, mulai tahun 2019 ini, diwajibkan untuk dicatat. Berapa yang dikeluarkan dan berapa yang tersisa. Tujuannya, obat yang dibeli dari APBD tersebut bisa diketahui peruntukannya. Sehingga menjadi efisien.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, drg Syaf Satriawarman SpPros, mengatakan obat-obatan yang biasanya dikeluarkan dengan resep, bisa diketahui jumlahnya. Kecuali yang khusus biasa dipakai untuk kegiatan seperti pengabdian masyarakat atau saat ada situasi kejadian luar biasa (KLB), biasanya tidak pakai resep. Maka itu, mulai tahun 2019 ini, harus dicatat, supaya penggunaanya tetap bisa diketahui dan menjadi tertib.
“Agar mulai tertib, permintaan berapa, dipakai berapa dan sisanya berapa. Mengeluarkan obat tetap 1 kotak. Meski yang dibutuhkan hanya 17 biji saja. Tapi kini berapapun sisanya harus dicatat. Sehingga bisa dipertanggung jawabkan,” kata drg Syaf, saat ditemui di Pendopo Delta Wibawa, kemarin.
Karena itu, mulai tahun 2019 ini, dirinya memerintahkan kepada semua Kepala Puskesmas di Kab Sidoarjo, supaya tiap enam bulan sekali melakukan stock opname persediaan obat di tempat mereka. “Dulu tidak ada kegiatan stock opname. Mulai Bulan Juni 2019, kita mencoba berbenah. Kita buatkan sistim untuk pencatatan obat yang telah dikeluarkan,” katanya.
Kebijakan tersebut ia terapkan karena ingin memperbaiki mekanisme pencatatan obat di semua wilayah Puskesmas. Agar dalam mengeluarkan obat-obatan tidak sembarangan saja. Dirinya mengatakan, karena untuk mengeluarkan obat-obatan dari gudang farmasi itu harus mendapat persetujuan dari Sekda. Obat-obatan yang tersisa, tentu saja harus dikembalikan lagi. “Obat itu termasuk aset daerah, karena dibeli dari APBD, maka itu harus bisa dipertanggung jawabkan, walau hanya 1 kapsul atau 1 tablet saja,” komentarnya.
Menurut Drg Syaf, kebijakan dalam pencatatan obat tersebut terinspirasi saat dirinya masih bertugas di RSUD Sidoarjo, menjadi Wakil Direktur. Di RSUD Sidoarjo, katanya , semua obat yang dikeluarkan tercatat. Sehingga pembelian jelas dan penggunaanyapun juga jelas.[kus]

Tags: