Syahbandar Bantah Pelabuhan Tanjung Perak Lumpuh

Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya, Capt. Hari Setyabudi.

Surabaya, Bhirawa.
Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya, Capt. Hari Setyabudi membantah keras ketika dikatakan bahwa pelabuhan Tanjung Perak Surabaya mengalami kelumpuhan akibat cuaca buruk dalam beberapa hari ini. ,”Bongkar muat di pelabuhan masih berjalan. Apanya yang lumpuh? Parameternya apa kok dikatakan lumpuh,” tandas Hari Setyabudi di ruang kerjanya Jumat (10/2).
Penegasan kepala Kesyahbandaran kelas utama Tanjung Perak Surabaya ini perlu disampaikan karena sejauh ini sudah berkembang berita bahwa pelabuhan Tanjung perak lumpuh total akibat cuaca butuk, yang benar menurut Hari adalah diatur, disesuaikan dengan kondisi yang ada. Kalau xuaca buruk memang diminta untuk menunda perjalanan menunggu sampai cuaca cerah dan baik, baru di berangkatkan.
Di pelataran parkir Dermaga Jamrud Selatan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya memang dipenuhi ratusan truk pengangkut barang yang sedianya ikut kapal untuk berangkat ke tujuan masing-masing. Pemandangan antrean yang sudah menjadi hal biasa disaat cuaca buruk di setiap pelabuhan tersebut tidak menghentikan operasional bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Hari menolak, jika banyaknya antrean truk di Pelabuhan Tanjung Perak diberitakan telah membuat pelabuhan menjadi lumpuh. Menyikapi pemberitaan tersebut, Hari mengatakan, kejadian ini adalah hal biasa dan selalu terjadi di pelabuhan saat cuaca buruk.
“Kondisi ini tidak hanya di Pelabuhan Tanjung Perak, tetapi juga di pelabuhan manapun kalau cuaca buruk. Kok bisa-bisanya dibilang lumpuh. Kapal ukuran besar yang tak terpengaruh gelombang masih tetap berlayar,” ungkapnya.
DIjelaskan, bahwa gelombang tinggi memang membuat banyak truk tertahan. Namun, jauh hari, Syahbandar telah mengedarkan imbauan tentang gelombang tinggi berdasarkan pantauan BMKG Maritim Tanjung Perak.
“Kapal yang menunda keberangkatan karena gelombang tinggi adalah pelayaran ke arah Kalimantan, NTB, dan arah timur yang lain. Kami juga belum bisa memastikan gelombang tinggi ini akan berakhir,” tuturnya.
Namun, apabila kabar dari BMKG Maritim menyebut kondisi cuaca kembali normal, maka kapal di Pelabuhan Tanjung Perak bisa berlayar kembali. Diungkapkan, sebelum Imlek, cuaca sudah terpantau tidak bersahabat untuk kapal yang akan berlayar.
“Jadi, tidak ada larangan berlayar. Kami hanya mengimbau berdasarkan pantauan cuaca dari BMKG. Kapal RoRo yang ukurannya 3000 GT memilih menunda berlayar. Tapi, untuk kapal ukuran 5.000 GT atau lebih, mungkin masih bisa berlayar,” jelasnya.
Terpisah, Sumarsono mengaku, sempat tertahan truknya karena kapal menunda berlayar karena cuaca buruk. Sopir truk pengangkut barang makanan/sembako tujuan Kalimantan ini terpaksa menginap di Tanjung Perak.
“Kapal nggak yang berani melaut, karena cuaca buruk. Gelombangnya memang tinggi. Sangat berisiko jika nekat berlayar. Kondisi ini selalu terjadi setiap tahun,” ujarnya seraya berharap pemerintah menyediakan kapal besar yang bisa menembus gelombang besar. [ma]
Teks Foto,: Antrean truk pengangkut bahan pangan yang tertahan di Tanjung Perak akibat cuaca buruk

Tags: