Tadarus Alquran

Choirul Anam Abd Djabar

Choirul Anam Abd Djabar

Oleh:
Drs H Choirul Anam Abd Djabar
Ketua Jam’iyah Tilawatil Quran Provinsi Jatim

Ramadan, bulan yang selalu dirindukan kehadirannya oleh setiap Muslim. Bulan yang sangat sarat dengan amal kebajikan dan pahala yang melimpah. Bahkan, ada yang menyebutnya sebagai bulan panen raya. Pada bulan ini, segala amal kebajikan pahalanya dilipatgandakan, sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat.
Sabda Nabi SAW: “Semua amalan anak Adam akan dilipatgandakan (balasannya). Satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat”. Allah berfirman: “Kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku, dan Aku yang langsung membalasnya. Hamba-Ku telah meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku.” (HR. Muslim).
Di antara amal kebajikan yang sangat dianjurkan dilakukan di bulan Ramadan adalah tadarus Alquran. Tadarus Alquran berarti membaca, merenungkan, menelaah, dan memahami wahyu-wahyu Allah SWT yang turun pertama kali pada malam bulan Ramadan (QS. Al-Baqarah : 185). Dengan tadarus Alquran, kandungan hikmah yang termuat dan terkumpul di dalam Alquran dapat menjadi kompas penunjuk jalan menuju kebenaran.
Malaikat Jibril menyimak tadarus Alquran Rasulullah setiap bulan Ramadan. Utsman bin Affan biasa mengkhatamkan tadarus Alquran setiap hari sekali. Imam Syafii mengkhatamkan tadarus Alquran sebanyak enam puluh kali di bulan Ramadan, Al-Aswad setiap dua hari sekali, Qatadah setiap tiga hari sekali, serta tiap malam pada sepuluh malam akhir bulan Ramadan. Subhanallah.
Terkait larangan Nabi SAW. mengkhatamkan Alquran kurang dari tiga hari, Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hambali berkata: “Sesungguhnya larangan dari Nabi SAW untuk mengkhatamkan Alquran kurang dari tiga hari berlaku jika dilakukan secara rutin. Adapun untuk waktu-waktu yang utama, seperti bulan Ramadan, lebih-lebih pada malam-malam Lailatulkadar, atau di tempat-tempat yang dimuliakan, seperti di Mekah bagi orang yang memasukinya, selain penduduknya adalah disunahkan untuk memperbanyak tadarus Alquran. Hal itu dalam rangka mencari keutamaan waktu dan tempat tersebut. Inilah pendapat Imam Ahmad, Ishak, dan yang lainnya”.
Alquran disebut sebagai ‘Ma`dubatullah’ (hidangan Allah SWT.), sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya Alquran ini adalah hidangan Allah, maka kalian terimalah hidangan-Nya itu semampu kalian.” (HR. Hakim).
Sungguh, Alquran merupakan suatu hidangan yang tidak pernah membosankan. Semakin dinikmati, semakin bertambah pula nikmatnya. Oleh karena itu, setiap orang yang mempercayai Alquran akan semakin bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, mempelajarinya, menghafalkannya, memahaminya, mengamalkannya, dan mengajarkannya.
Tidak heran, jika Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk senantiasa bertadarus Alquran. Ada banyak keutamaan dalam tadarus Alquran. Pertama, menjadi sebaik-baiknya manusia. Tidak ada manusia yang lebih baik daripada orang yang mau belajar dan mengajarkan Alquran. Oleh karena itu, profesi pengajar Alquran – jika dimasukkan sebagai profesi – adalah profesi terbaik di antara sekian banyak profesi. Sabda Nabi SAW: “Sebaik-baik kamu sekalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).
Kedua, memperoleh kebaikan berlipat. Sabda Nabi SAW: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan setiap kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Saya tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
Ketiga, memberi syafaat di hari kiamat. Sabda Nabi SAW: “Bacalah olehmu Alquran karena sesungguhnya Alquran itu akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya.” (HR. Muslim).
Keempat, dikumpulkan di surga bersama para Malaikat. Sabda Nabi SAW: “Orang yang mahir membaca Alquran kelak (mendapat tempat di surga) bersama para malaikat yang mulia lagi taat. Sementara orang yang kesulitan dan berat jika membaca Alquran, maka ia mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kelima, mengangkat derajat. Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat beberapa kaum dengan Alkitab (Alquran), dan Ia akan merendahkan derajat suatu kaum yang lain dengannya.” (HR. Muslim).
Keenam, menjadi pembeda. Sabda Nabi SAW: “Perumpamaan orang mukmin yang membaca Alquran seperti buah limau yang harum baunya dan lezat rasanya. Perumpamaan orang mukmin yang tidak suka membaca Alquran seperti buah kurma yang tidak berbau, tetapi rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Alquran seperti buah yang harum baunya, tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Alquran seperti buah handhalah yang tidak ada baunya dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Tadarus Alquran merupakan amalan mulia yang dianjurkan Nabi SAW terutama pada bulan Ramadan. Untuk itu, jangan biarkan bulan Ramadan kali ini berlalu tanpa tadarus Alquran.

Rate this article!
Tadarus Alquran,5 / 5 ( 1votes )
Tags: