Tagana Kota Batu Perbaiki Rumah Tak Tersentuh Program Bedah Rumah

Para anggota Tagana terlihat bahu membahu memperbaiki rumah Kasdi di Dusun Dressel Desa Oro Oro Ombo.

Kota Batu, Bhirawa
Banyaknya rumah tak layak huni di Kota Batu membuat banyak warga harus mengantri agar rumahnya bisa mengikuti program bedah rumah pemerintah. Kondisi ini menginisiatif Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Batu bersama-sama Dinas Sosial membuat program Tagana Berkiprah, Tuan Berulah (Bantuan Bersih Rumah Layak Huni). Dalam giat ini Tagana melakukan bedah rumah untuk rumah yang dianggap tak layak huni.
Diketahui, tahun lalu ada 809 rumah yang diajukan untuk mengikuti program bedah rumah yang dibuat Pemkot Batu. Namun setelah diseleksi, hanya terjaring sebanyak 112 unit rumah saja yang memenuhi syarat untuk dibedah.
Akibatnya, pemilik dari 697 unit rumah yang lain terpaksa harus kecewa. Dan Tagana Kota Batu menawarkan solusi untuk membantu memperbaiki beberapa rumah yang gagal bedah rumah tersebut.
“Gelar bedah rumah ini untuk memperingati ulang tahun Tagana ke-14. Giat ini juga bentuk lain dari upaya preventif pencegahan terjadinya bencana alam di Kota Batu,”ujar Koordinator Tagana Kota Batu, Simon Purwoali, Senin (26/3). Dan dengan giat Tagana Berkiprah Tuan Berulah, pihaknya ingin memperbaiki rumah tak layak huni milik warga yang belum tersentuh program bedah rumah yang dilakukan pemerintah.
Di antara pelaksanaan Tagana Berkiprah ini dilaksanakan di Desa Oro-Oro, Kecamatan Batu. Ada dua rumah di Desa ini yang telah diperbaiki Tagana Berkiprah yaitu, rumah milik Kasdi, 70th, dan Siti, 80th, keduanya warga RT 3 RW 10.
Sebelumnya, rumah Kasdi maupun Siti sudah diajukan dalam program bedah rumah. Namun kedua rumah ini gagal masuk dalam program bedah rumah dikarenakan rumah Kasdi masuk dalam kategori layak huni meskipun disana sini ada kerusakan. Sementara rumah Siti yang terbuat dari bambu tidak bisa diperbaiki karena status tanah rumahnya adalah tanah milik orang lain.
Simon menjelaskan bahwa rumah Kasdi yang mereka perbaiki, meskipun kondisi rumahnya kokoh namun banyak kerusakan di sana-sini. Dan Kasdi yang kesehariannya bekerja sebagai pencari rumput ini tidak mampu memperbaiki sendiri rumahnya.
Begitu juga dengan Siti yang hidup seorang diri. Ia tinggal di rumah anyaman bambu yang sudah rapuh dan harus ditahan tonggak bambu agar tidak ambruk. Bahkan keseharian ia tidur bersama ayam, karena kandang ayamnya berada di dalam rumah.
Namun program Bedah Rumah Pemkot tidak bisa menyentuh rumah Siti karena terbentur aturan, dimana status tanah rumah tersebut milik orang lain. “Program pembangunan kita bisa menyentuh rumah Siti, tentunya kita tetap meminta surat pernyataan pemilik tanah. Dan pemilik tanah tidak membolehkan rumah tersebut dibangun dan dihuni oleh Siti selama hidupnya,”jelas Simon.
Perbaikan kedua rumah ini dilaksanakan oleh 44 anggota Tagana dibantu Sahabat Tagana bersama warga. Saat ini rumah Kasdi sudah selesai direnovasi. Sementara, perbaikan rumah Siti baru akan dilaksanakan pada hari Kamis (29/3). Perbaikan rumah Kasdi menghabiskan anggaran kurang lebih Rp 4 juta, sementara rumah Siti diperkirakan menghabiskan anggaran sebesar Rp 7,5 juta.
“Rumah Siti akan kita bongkar total, dana yang kita pergunakan bukan dana dari Pemerintah, tetapi dana swadaya masyarakat dan dari Tagana,” pungkas Simon.(nas)

Tags: