Tagih Janji Pemkot Operasikan Pasar Kliwon

Pasar KliwonKota Mojokerto, Bhirawa
Anggota DPRD Kota Mojokerto mempertanyakan nasib Pasar Kliwon yang kini masih direhab. Lembaga wakil rakyat ini mengingatkan jangan sampai  aset Pemkot itu kembali mati suri tidak bisa beroperasi.
”Pasar Kliwon seharusnya sudah bisa ditempati lagi. Sehingga nasibnya tidak terkatung-katung seperti saat ini,” kritik anggota Komisi II, Edwin Endra Praja, Minggu (17/7) kemarin.
Politisi Gerindra ini menagih janji Pemkot untuk menghidupkan pasar di jantung kota itu. ”Dulu mau dijadikan pasar kuliner syariah namun hingga kini belum belum juga memfungsikan pasar tradisional ini. Tahun lalu, pasar mangkrak ini akan dijadikan pasar akik ketika batu mulia ini buming. Ada juga rencana mengubahnya jadi Pasar Syariah, tapi lagi-lagi itu cuma wacana,” sindir Edwin.
Ruby Hartoyo, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Mojokerto mengaku telah menyiapkan sejumlah warna untuk menghidupkan pasar yang terletak di Lingkungan Kedung Mulyo, Kel Mentikan ini.
”Sudah disiapkan program untuk itu, sedianya sih pasar kuliner. Tempat itu akan dibuat pusat makanan,” kata Ruby.
Mantan Kadishub ini tampak yakin dengan rencananya itu. Meski, ia tak menjelaskan dari mana pedagang makanan yang bakal ‘dimasukkan’ ke tempat itu. Pasalnya, dibutuhkan setidaknya 200 an lebih pedagang untuk memenuhi pasar dua lantai itu. Dan akan butuh area parkir yang luas untuk mengundang antusiase warga makan di tempat ini. ”Formulanya tengah disiapkan,” cetusnya.
Wali Kota Mojokerto, Masud Yunus pun punya obsesi yang sama bagi kemajuan Pasar Kliwon yang pernah menghidupinya selama ini. ”Saya punya gambaran begini, pasar itu kita sulap menjadi pasar kuliner dengan menejemen modern. Artinya, pembeli meski mengambil makan dari berbagai warung mbayarnya cukup disatu kasir saja,” katanya.
Wali kota yang juga ulama ini tampak yakin rencananya itu bakal menarik minat masyarakat untuk menyerbu tempat itu. Tapi, kata ia, dibutuhkan hiburan untuk menarik minat pengunjung. ”Perkara teknisnya nanti biar diatur instansi terkait,” pungkasnya.
Sejumlah pedagang sebenarnya telah menghuni PK pasca direhab dua tahun silam. Lantaran sepi pengunjung, pedagang itu pilih meninggalkannya dan berdagang di tempat lain. [kar]

Tags: