Tahun 2016, Bupati Berharap IPM Meningkat

Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE

Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE

Kab.Probolinggo, Bhirawa.
Berakhirnya tahun 2015 memasuki tahun yang baru, Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE berharap pada tahun 2016 ini roda pemerintahan di Kabupaten Probolinggo berjalan lebih baik. Utamanya dalam Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Pada tahun 2015, banyak pekerjaan rumah yang belum maksimal dilaksanakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo. “Salah satunya terkait Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang masih berada di kisaran bawah,” kata bupati Tantri.
Saat ini, peringkat IPM Kabupaten Probolinggo berada diurutan 32 dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Peringkat ini naik signifikan dibandingkan pada tahun 2014 yang masih nangkring di peringkat 37 atau nomor 2 dari bawah. Tentu rendahnya IPM ini menjadi perhatian serius pada 2016.
“Fokus utama kami pada tahun mendatang adalah peningkatan IPM. Tahun ini, progres pertumbuhan IPM Kabupaten Probolinggo menduduki peringkat ke enam dari 38 kabupaten/kota. Minimal, tahun depan progresnya sama, syukur-syukur melampaui capaian tahun ini,” ujarnya.
Menurut Bupati Tantri, dalam kasus IPM ini tidak bisa berjalan standar atau bekerja ala kadarnya. Apalagi IPM Kabupaten Probolinggo masih jauh di bawah rata-rata Provinsi Jawa Timur. Tahun depan, sektor Kesehatan dan Pendidikan yang menjadi fokus utama dalam peningkatan IPM ini, dengan tidak meninggalkan sektor yang lain.
Untuk Kesehatan, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Balita (AKB) menjadi perhatian utama. Di Kabupaten Probolinggo sendiri, AKI hingga awal Nopember mencapai 23 orang. Angka ini mendekati AKI pada tahun sebelumnya yang mencapai 24 jiwa. Sementara untuk AKB, sudah mencapai 218 anak, sedangkan tahun 2014 AKB mencapai 235 anak.
Begitu juga dengan angka buta huruf pada anak usia sekolah dan usia produktif. Angka buta huruf pada 2014 tercatat mencapai 73.679 jiwa. Kemudian, pada 2015 angka tersebut berkurang menjadi 55.599 jiwa. “Melalui dana APBD 2016, ditarget berkurang sebanyak 4.000 jiwa. Sementara dari APBD Jawa Timur dan APBN masih menunggu juklak,” tandasnya.
Bupati Tantri juga menyinggung erupsi Gunung Bromo yang sangat berdampak terutama bagi warga Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura. Semoga cepat berakhir, sehingga roda perekonomian yang terganggu berangsur pulih.
Saat ini masih banyak gesekan antar masyarakat di Kabupaten Probolinggo. Salah satunya karena dipicu oleh isu santet. Kalau sakit bawa ke tenaga medis dan jangan mengkaitkannya dengan isu santet. Saya malu, dikira nanti pemahaman ilmunya dangkal,” jelasnya.
Ditegaskan bahwa pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Probolinggo sudah banyak meraih keberhasilan. Tetapi keberhasilan ini merupakan keberhasilan seluruh rakyat Kabupaten Probolinggo.
“Persiapkan anak-anak kita untuk menggantikan kita menjadi pemimpinan di daerah sendiri. Wariskanlah iman dan ilmu, jangan yang lain. Sebab hanya iman dan ilmu yang akan mengangkat derajat seseorang. Sehingga nantinya bisa mengantarkan generasi muda yang mandiri memimpin,” tambahnya. [wap.adv]

Tags: