Tahun Depan, Berharap Korban Petasan Nol

Korban PetasanSurabaya, Bhirawa
Meski sebelumnya korban akibat petasan berjumlah 8 orang, saat ini korban petasan yang dirawat di RSUD dr Soetomo Surabaya sudah mencapai 12 orang. Rumah sakit plat merah ini berharap tahun 2017 mendatang korban akibat petasan diharapkan nol.
Penanggung Jawab Ruangan Resusitasi Instalasi Gawat Darurat RSUD dr Soetomo, di Surabaya Pesta Edward, mengatakan, tahun lalu korban petasan cuma lima orang, akantetapi pada tahun 2016 ini berjumlah 12 orang. Masih banyaknya korban petasan disebabkan kurang sadarnya anak-anak dan orang tua dalam menjaga keselamatan anaknya.
”Ada orang tua yang lalai sehingga ketika anak-anak bermain petasan tidak diawasi. Jika ini terus dilakukan maka akan terjadi korban,” ucapnya.
Dokter spesialis anastesi itu menyatakan, dari 12 korban perasan ada dua korban ledakan petasan luka serius di bola matanya, sedangkan satu korban lain luka di dagu, mulut dan sekitar wajah. Korban-korban ledakan petasan itu bukan cuma remaja, melainkan orang dewasa juga. Korban petasan itu mayoritas masih tergolong anak-anak berusia 8-13 tahun. Meski, ada juga yang sudah remaja antara usia 15-16 tahun yang baru dirawat pada hari H Lebaran.
“Dari delapan korban petasan yang sudah dirawat itu, luka paling parah diderita korban asal Surabaya yang harus dilakukan rekonstruksi bagian tubuh akibat terkena petasan di bagian tangan hingga merambat ke bagian tubuh,” jelasnya.
Kepala Instalasi Rawat Darurat RSUD dr Soetomo dr Urip Murtedjo, , mengatakan jumlah tersebut mungkin pasien pindahan dari rumah sakit lain. “Sampai H-1, jumlah pasien karena petasan di RSUD dr Soetomo nihil. Tidak ada laporan ada korban, akantetapi setelah itu jumlah korban akbat petasan terus bertambah,” katanya.
Sementara itu Kepala Dinkes Jatim dr Harsono mengaku, diharapkan pada tahun 2017 mendatang jumlah korban akibat petasan bisa turun dan nol. Dengan kerjasama yang apik antara rumah sakit, kepolisian dan masyarakat serta sekolah dapat bersama-sama memberikan edukasi kepada anak-anak dan remaja. ”Memang tidak mudah untuk menyadarkan kepada anak-anak perlu kerja keras,” ucapnya. [dna]

Tags: