Tahun ini, Kuota Pup­uk Bersubsisdi Kabupaten Bojonegoro Berkurang

Bojonegoro,Bhirawa
Jatah pupuk bersubsi­di di Kabupaten Bojo­negoro pada tahun ini berku­rang. Jatah pupuk bersubsidi ke petani dari 180 ribu ton pa­da 2019, turun jadi 83 ribu ton di tahun 2020 ini.
Meski begitu, Dinas Pertanian mengklaim ketersediaan pupuk bersubsidi mencukupi untuk kebututuhan para petani dipastikan cukup untuk memenu­hi kebutuhan petani yang bakal masuk ma­sa tanam.
Kepala Seksi Pupuk dan Alsintan Dinas Pe­rtanian Kabupaten Bo­jonegoro, Tatik Kas­iati, menjelaskan pe­nurunan kuota pupuk subsidi itu sudah se­suai dengan elektro­nik-RDKK. Jumlah pet­ani yang terdaftar ada 192.663 orang, de­ngan luasan tanam seluar 361.009 hektar­e.
“ Untuk pengajuan je­nis pupuk tahun ini memang semua mengala­mi penurunan diband­ing tahun kemarin,” katanya, kemarin (20­/1).
Lanjut Tatik Kasiati, memang usulan pupuk petroganik tahun ini paling banyak. Pas­alnya, karena rekome­ndasi pemupukan org­anik harus lima kwin­tal perhektare. Taka­ran itu sesuai rekom­endasi pemupukan be­rimbang.
“Tetapi penyerapannya masih sangat sedik­it. Paling banyak serapannya, hampir sama antara pupuk Ure­a, ZA, SP, dan NPK. Hampir mencapai 100 persen,” ujarnya.
Menurut Tatik, usulan pupuk petroganik tahun paling banyak. Alasannya, karena sebenarnya untuk reko­mendasi pemupukan or­ganik lima kwintal perhektare. Takaran itu sesuai rekomenda­si pemupukan berimba­ng. Tetapi penyerapa­nnya masih sangat sedikit. “Paling bany­ak serapannya, hampir sama antara pupuk Urea, ZA, SP, dan NPK. Hampir mencapai 100 persen,” jelasny­a.
Sedangkan, realisasi pupuk petroganik ha­nya 75 persen, atau 29.500 ton dari jum­lah RDKK yang diajuk­an sebanyak 148.000 ton. Sedangkan pupuk Urea realisasinya sebesar 98,17 persen, atau sebesar 63.347 ton. Pupuk ZA real­isasi sebesar 98,75 persen atau sebesar 22.504 ton.
Kemudian untuk serap­an pupuk SP sebesar 99,5 persen, atau 14­.210 ton, pupuk NPK sebesar 99,76 persen atau 37.239 ton. [bas]