Tahun ini, Petani Tembakau di Bojonegoro Berharap Harga Stabil

Teks: Salah seorang petani tembakau di Bojonegoro.

Bojonegoro,Bhirawa
Tahun ini, Petani tembakau di sebagian wilayah Bojonegoro berharap harga tembakau dapat terus stabil. Karena, komoditas ini menjadi salah satu tumpuan hidup saat musim kemarau. Menurut penjelasan salah seorang petani tembakau di kecamatan Sugihwaras, mengatakan, meski saat ini masih terjadi turun hujan, akan tetapi hal itu tidak merusak tanaman tembakaunya, sebab curah hujan tidak terlalu deras. “Bahkan dengan hujan tersebut menurutnya telah meringankan beban para petani dalam penyiraman,” katanya.

Menurut dia, tanaman tembakau menjadi salah satu tumpuan hidup para petani saat musim kemarau. Dari sisi hasil, pendapatan yang diperoleh lebih besar ketimbang tanaman padi atau tanaman pangan lainnya. “Karena, tembakau bisa panen tiga sampai empat kali untuk sekali musim tanam. Jadi kami berharap harganya bisa terus stabil,” jelasnya.

Kabid Tanaman Perkebunan, Dinas Pertanian (Disperta) Bojonegoro, Rudianto mengatakan, saat ini petani di Bojonegoro, sudah memasuki masa panen tembakau, bahkan dari luas lahan pertanian tembakau 11 ribu hektar semuanya sudah masuk masa panen, namun setiap wilayah di Kecamatan panen petik tembakaunya berbeda-beda.

” Saat ini semua petani tembakau diberbagai daerah sudah masuk masa panen,” katanya,kemarim (24/9).

Ia mengatakan, memang masa panen tembakau berbeda-beda, ada yang sudah masa petik daun 6-7 petikan dan adapula yang baru masuk panen tembakau dipetikan daun pertama. Seperti di Kecamatan Kepohbaru saat ini masuk masa panen petikan daun pertama hingga petikan ketiga.

Kemudian diwilayah Kecamatan Kedungadem, Sugihwaras masa panen tembakau sudah akan berakhir karena saat ini rata sudah masuk petikan daun ke 6 hingga ke 7. “Namun, rata-rata yang panen lebih dulu itu masa tanam tembakaunya di bulan Juni sampai bulan Juli lalu,” jelasnya.

Rudi menuturkan harga tembakau rajang dinilai cukup stabil yakni nilai jualnya antara Rp 22 ribu hingga Rp 27 ribu, bahkan untuk petani kemitraan dirasa penjualan tidak mengalami kesulitan dan harganyapun sepadan dengan kualitasnya. “Saat ini, baru ada satu PT yang membeli tembakau ke petani yakni PT Sadana,” pungkasnya.[bas]

Tags: