Tahun Tanggap Digital

Oleh :
Sugeng Winarno
Pegiat Literasi Media, Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Sepanjang tahun 2019, dunia digital tanah air berkembang sangat pesat. Munculnya sejumlah bisnis rintisan (startup) dan naiknya status beberapa startup menjadi Unicorn menandai sektor digital Indonesia melaju super cepat. Isu terkait perlindungan data pribadi juga mengemuka menjadi persoalan yang cukup serius. Digitalisasi di sejumlah sektor diprediksi semakin marak di tahun 2020. Semua pihak dituntut tanggap digital dan mampu mengikuti perubahan digitalisasi di banyak sektor kehidupan ini dengan cepat.
Digitalisasi telah merambah di hampir semua bidang kehidupan, baik swasta maupun pemerintah. Dalam dunia bisnis, digitalisasi ini telah merombak konsep penggunaan tenaga manusia diubah menjadi mesin. Konsep padat karya itu kini telah tergantikan oleh padat modal. Munculnya teknologi berbasis internet, artificial Intelligence, dan beragam teknologi derivasi dari internet telah merubah cara banyak orang menjalani hidup. Penggunaan robot pintar mulai menggeser peran yang selama ini hanya bisa dilakukan manusia.
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi memang sebuah keniscayaan. Siapapun tak akan mampu membendung laju percepatannya. Era Internet of Things dan kecerdasan buatan menuntut semua pihak mampu merubah diri. Kemampuan untuk menyesuaikan diri menjadi tuntutan harga mati dalam menapaki tahun tanggap digital ini. 2020 diprediksi banyak pihak menjadi tahun dimana penetrasi teknologi sangat tinggi hampir di semua sektor kehidupan manusia.
Era Cashless
Digitalisasi telah merambah tak hanya di sektor bisnis belaka. Sejumlah layanan publik di pemerintahan juga mulai beralih online. Birokrasi yang dulunya rumit dan berbelit, saat ini sudah digunakan beragam layanan berbasis online menjadi lebih cepat dan ringkas. Dalam urusan bisnis juga serupa. Beragam transaksi jual beli barang dan jasa berlangsung sangat cepat. Pembayaran sejumlah transaksipun tak banyak pakai uang tunai. Semua dilakukan dalam ranah daring, melalui kecanggihan teknologi informasi. Inilah era pembayaran non tunai atau cashless.
Merujuk pada sejumlah laporan, termasuk dari Google, bahwa Indonesia tercatat telah mengalami pertumbuhan ekonomi berbasis internet yang cukup tinggi. Bahkan Indonesia tercatat sebagai negara yang berkontribusi pada gelombang cashless payment di Asia. Bentuk-bentuk cara pembayaran model lama telah sirna dan berganti dengan era pembayaran lewat electronic money. Beragam kemudahan yang muncul dengan difasilitasi teknologi internet dan handphone telah menjadikan cara pembayaran cashless menjadi tren.
Google juga melaporkan bahwa Indonesia tercatat sebagai negara yang perkembangan ekonomi internetnya paling cepat. Dalam laporan bertajuk “The Year in Search Indonesia” dinyatakan bahwa ekonomi internet di Indonesia selama tahun 2019 mencapai nilai sekitar 40 miliar dolar AS. Diprediksi pada 2025 naik tiga kali lipatnya yang menyentuh angka hingga 130 miliar dolas AS. Hal inilah yang menjadikan dasar Indonesia termasuk sebagai negara yang perkembangan internetnya tercepat se Asia Tenggara.
Sejalan dengan tingginya perkembangan ekonomi internet adalah digunakannya model pembayaran online. Pembayaran dilakukan tanpa tunai, namun dengan transfer bank, maupun lewat jasa sejumlah layanan jasa pembayaran seperti OVO. Munculnya layanan jasa pembayaran cashless semakin memudahkan transaksi masyarakat secara daring. Sebut saja pembayaran ojek online, layanan pesan antar makanan online, pembelian tiket, dan beragam pembayaran berbagai tagihan kini tersedia secara daring.
Maraknya model pembayaran cashless menjadikan beragam lembaga layanan online meningkatkan layanan terbaiknya. Semakin baiknya layanan jasa pembayaran non tunai juga menimbulkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap jasa pelayanan pembayaran model ini. Semakin tinggi dan mudahnya masyarakat mengakses internet dan tingginya kepemilikan smartphone menjadikan model pembayaran non tunai banyak dipilih masyarakat. Diprediksi banyak kalangan, tahun 2020, model pembayaran cashless semakin membudaya.
Tanggap Digital
Era digital menuntut tak sekedar kemampuan dan skill teknis, namun yang lebih penting adalah kewaspadaan. Era kemajuan teknologi bukan berarti tanpa celah dan cacat. Era digital juga memungkinkan terjadinya kejahatan digital. Bahkan kejahatan lewat ranah daring ini bisa lebih masif dan berdampak luas. Tanggap digital salah satunya juga berarti tanggap terhadap beragam modus kejahatan online. Karena kejahatan di dunia maya lebih rumit terdeteksi dan tertangani.
Salah satu kelebihan, sekaligus kelemahan era digital adalah soal data pribadi. Hal inilah yang harus disadari dan diwaspadai oleh masyarakat. Tanggap digital bermakna sikap hati-hati ketika mempublikasikan sejumlah data yang sifatnya personal. Karena bisa jadi data pribadi yang kita unggah di internet justru digunakan oleh orang lain untuk berbagai kepentingan, termasuk untuk tujuan jahat. Situasi ini menuntut setiap orang yang bertransaksi online tanggap akan bencana manipulasi dan penyalagunaan data pribadi.
Dalam era digital saat ini dikenal bahwa data itu sebagai aset (data as capital). Sejumlah data milik pengguna internet sangat penting bagi perusahaan pengelola platform digital sebagai aset yang memiliki nilai ekonomis. Data pengguna internet juga digunakan oleh para pengiklan online dengan memanfaatkan kebiasaan akses pengguna internet lewat sistem algoritma. Dari sini jelas bahwa penggunaan data pribadi, bahkan penyalagunaan data pengguna internet oleh perusahaan penyedia internet sangat mungkin terjadi.
Regulasi terkait perlindungan data pribadi masih lemah. Pemerintah perlu segera menyusun Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi. Selama ini yang ada masih sebatas Peraturan Pemerintah, yakni PP Nomor 80 tahun 2019 tentang Perdagangan melalui Sistem Elektronik, dan PP Nomor 71 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik. Lahirnya kedua PP ini semakin mengukuhkan pentingnya dibuat UU tentang Perlindungan Data Pribadi.
Mengingat begitu bahayanya penyalagunaan data pribadi maka bagi para pengguna internet dan pelaku bisnis online penting kiranya memahami dan menyadari terkait hal ini. Melek informasi dan media menjadi kemampuan yang penting dimiliki oleh siapa saja yang sedang berada di dunia digital saat ini. Tahun 2020, ketika digitalisasi telah merambah di hampir seluruh sektor kehidupan manusia menuntut semua pihak agar mempunyai kemampuan melek media digital.
Tahun 2020 adalah tahun yang semakin penuh tantangan. Ketergantungan pada teknologi menjadi semakin tinggi. Aksesibilitas orang pada teknologi digital semakin meningkat tajam. Ini bisa jadi berkah, namun sekaligus bencana. Bencana bagi orang-orang yang tak punya kemampuan tanggap digital sehingga mereka hanya menjadi korban atas kecanggihan teknologi. Di tahun 2020 menuntut semua pihak menyiapkan diri, termasuk dengan kemampuan beradaptasi pada disrupsi yang sedang terjadi. Selamat Tahun Baru 2020.
————- *** —————

Rate this article!
Tahun Tanggap Digital,5 / 5 ( 1votes )
Tags: