Tajamkan 9 nilai Nawa Bhakti Satya

Serah terima jabatan Gubernur Jatim, di Gedung DPRD Provinsi Jatim, Senin (18/2) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi]

Sinkronisasikan dengan RPJMD
DPRD Jatim, Bhirawa
Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim terpilih, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak mulai menajamkan program Nawa Bhakti Satya. Bahkan Gubernur perempuan pertama di Jatim itu akan melakukan singkronisasi program yang diusung saat kampanye dengan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jatim yang belum tuntas.
Draft Teknokratik RPJMD adalah naskah akademik RPJMD Provinsi Jatim yang berisi kajian ilmiah atas kondisi, potensi, masalah dan isu-isu strategis yang muncul dan dihadapi Jatim selama lima tahun ke depan.
“Ini baru penyampaian visi misi yang sudah kami breakdown dalam Nawa Bhakti Satya. Pasti banyak hal perlu kami komunikasikan, sinkronisasi dengan draft kerangka teknokratik (RPJMD)-nya Pemprov. Sebetulnya kami sudah mencicil,” katanya usai Sertijab di DPRD Jatim, Senin (18/2) kemarin.
“Kami menamakannya Nawa Bhakti Satya. Bhakti Pertama adalah Jatim Sejahtera. Di sini ada program PKH Plus. Kami akan memberikan perhatian pada lansia, disabilitas,” kata Khofidah. Program ini masih sinergi dengan program jalinmatra Pakde Karwo,” tambah Khofifah.
Bhakti yang kedua adalah Bhakti Jatim Cerdas dan Sehat. Khofifah dan Emil berkomitmen tidak ke depan tidak lagi anak Jatim yang berhenti sekolah karena tidak punya biaya.
Kemudian juga soal ketersediaan guru, penyediaan praktik kerja lapangan, penguatan Bopda Madin, dan mendorong peningkatan kualitas layanana BPJS. “Bhakti Ketiga ada Jatim Kerja. Untuk menjawab kebutuhan tenaga freelance di era millenial. Di sini akan dilatih tenaga freelance yang cocok di era gig economy seperti digital marketing, video blogging, dan sejenisnya,” kata Khofifah.
Bhakti berikutnya yaitu Jatim Akses. Ke depam Khofifah mengusung konsep tujuh koridor ekonomi. Salah satunya pengembangan wilayah strategis mulai Yogyakarta – Prigi – Malang. Juga koridor Surabaya Malang. Selain itu juga ada Jatim Agro, Jatim Berdaya, Jatim Berkah dan Jatim Harmoni.
“Konsepnya dalam Jatim Berdaya titik beratnya adalah no one left behind. Permbedayaan perempuan lansia, disabilitas, kita tempatkan masyarakat sebagai objek,” kata Khofifah.
Dalam Jatim Berkah masuk di dalamnya memberikan tunjangan bagi imam masjid, tunjangan untuk penghafal Al-quran, beasiswa s2 bagi guru madrasah diniyah dan juga tunjangan bagi penjaga makam dan cagar budaya.
Pada kesempatan itu Khofifah mengatakan, dirinya dan Emil Elestianto Dardak beserta pejabat Pemprov Jatim sudah melakukan rapat sejak 13 Februari lalu, usai pelantikan oleh Presiden di Jakarta. “Kami saat itu rapat sampai menjelang subuh. Lalu tanggal 14 setelah penyambutan yang luar biasa oleh masyarakat Jatim, malamnya kami koordinasi lagi. Tanggal 15 kami juga koordinasi di Bappeprov Jatim,” ujarnya.
Dia mengatakan, koordinasi yang sudah mereka lakukan itu memang baru sebatas pembahasan secara makro. Menurutnya, perlu ada pembahasan yang lebih fokus lagi, lebih detail sesuai pendekatan pembangunan yang dia sepakati dengan Emil.
Salah satu yang dia sebutkan mengenai pendekatan pembangunan yang sudah tertuang di dalam visi misi mereka adalah keadilan akses. Di dalamnya, Khofifah-Emil berkomitmen atas koneksitas atau keterhubungan wilayah selatan, wilayah pesisir, terutama kepulauan.
Dalam membangun koneksitas antar wilayah ini, kata dia, pembangunan itu harus berbasis kewilayahan, bukan sektoral. Karena itu, dia menyadari adanya perbedaan rumpun budaya Jatim. Dari rumpun Arek, Mataraman, Tapal Kuda, Pantura dan Madura.
Sebab itulah, kata dia, penguatan Badan Perwakilan Wilayah (Baperwil/dulu Bakorwil) menjadi penting. Jatim, kata Khofifah, sesuai petunjuk Dirjen Otda dan Mendagri, kini satu-satunya provinsi yang Baperwil-nya masih diizinkan tetap ada.
Fungsi Baperwil ini, salah satunya yang dia contohkan, untuk mendekatkan layanan bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Industri Kecil dan Menengah (IKM). Misalnya, mempermudah layanan pendaftaran produk di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (POM).
“Temuannya, mereka (UMKM dan IKM) ingin pelayanan izin POM lebih cepat dan terukur. Kalau harus ke Surabaya, bayangkan kalau mereka dari Pacitan ujung, atau dari Jember ujung, atau dari Pamekasan Kepulauan. Kami ingin itu kami dekatkan, peran Baperwil menjadi penting,” ujarnya.
Dia juga menyebutkan beberapa hal yang sangat memerlukan peran penting Baperwil. Sebab itulah, pada hari-hari pertamanya bekerja ini dia langsung bagi tugas dengan Emil untuk berkoordinasi dengan Baperwil.
“Insya Allah besok Pak Emil ke Bojonegoro, saya ke Pamekasan, ke depan, kami berharap rapat-rapat yang berkaitan dengan daerah dilakukan di kantor-kantor Baperwil. Saya ingin nantinya Baperwil menjadi ruhnya Pemprov di daerah-daerah yang memiliki keserumpunan,” ujarnya.
Baperwil, kata dia, nantinya akan memiliki banyak tugas. Mulai dari mengidentifikasi kebutuhan milenial job center yang diinisiasi Emil. Juga pendataan Pos Madin (Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah), GTT PTT (Guru Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap), serta pendataan SMA/SMK dalam hal bantuan SPP dan seragam dalam program Tis-Tas: sekolah gratis berkualitas.

Upaya Peningkatan Perekonomian Jatim
Salah satu Bhakti dalam Nawa Bhakti Satya adalah Jatim Berdaya, yang mana perekonomian di Jatim akan terus didorong agar kesejahteraan masyarakat Jatim meningkat. “Kami sudah komunikasikan dengan tim navigasi, dengan perwakilan pengusaha, perwakilan negara sahabat, dan mereka yang tertarik berinvestasi,” katanya.
Dia mengaku banyak mendapat masukan dari masyarakat Jatim, juga warga Jatim yang sedang berdomisili di luar Jatim. “Mereka mengusulkan ada LRT, MRT, Doble track Banyuwangi, dan sebagainya. Pasti kami sudah mengkomunikasikan itu. Akan kami kuatkan dengan rencana detail, tentunya Bappeprov (Badan Perencanaan Pembangunan Provinsi) dan BPKAD (Badan Pengelola Keuangan dan Aset) Pemprov Jatim,” ujarnya.
Dia mengaku sudah membahasnya dengan dua badan daerah itu, namun masih pada tataran makro. Untuk lebih detail, dia akan melakukan koordinasi teknis demi menjadikan data-data yang menjadi landasan presisi dan handal. [geh]

Rate this article!
Tags: