Tak Ada Queen atau King, Gubernur Jatim Tegaskan Soliditas Seluruh ASN Pemprov

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak bersama kepala OPD di acara halal bi halal Pemprov Jatim secara virtual di gedung BPSDM Jatim, selasa (23/6) diikuti oleh 77.953 ASN se Jatim, bahkan ASN yang saat ini menjalankan tugas belajar di Jepang juga mengikuti kegiatan ini. [oky abdul sholeh]

Pemprov, Bhirawa
Bulan Syawal boleh saja terlewat, namun, semangat untuk saling bermaaf-maafan harus tetap dibangun. Terlebih bagi para ASN di lingkungan Pemprov Jatim. Harmonisasi harus tercipta agar soliditas tetap terjaga baik antara ASN di OPD maupun pegawai BUMD.
Hal tersebut menjadi pesan Gubernur Khofifah Indar Parawansa saat memberi tausiyah dalam Halal Bi Halal ASN Pemprov Jatim di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jatim, Selasa (23/6).
Gubernur Khofifah mengaskan, jangan ada di antara keluarga besar Pemprov ini yang merasa can do no wrong. Karena hanya queen dan king yang can do no wrong. Selebihnya, tidak ada yang sempurna. Sementara, di Pemprov tidak ada queen dan tidak king. Semua orang berpotensi untuk salah. Maka harus bisa saling memaafkan.
“Jangan ada yang bilang telat karena Syawal sudah lewat satu hari. Padahal ada tempat yang setiap hari selalu halal bihalal yaitu airport. Di airport, tiap hari ada pengumuman mohon maaf pesawat terlambat. Jadi jangan bermaaf-maafan menunggu Bulan Syawal,” tutur Khofifah.
Khofifah menuturkan, soliditas di antara ASN dan BUMD harus bersatu. Jangan sampai merasa bahwa Pemprov maju hanya karena satu OPD saja. Sehingga tanpa kerja keras OPD tersebut akan menurunkan produktifitasnya. “Kita besar karena kita bersama-sama. Maka saya contohkan kita seperti satu kesatuan bangunan yang bisa memberikan fungsi produktif bagi seluruh layanan pemprov,” tegas Khofifah.
Interaksi di antara satu staf dengan staf lain sangat mungkin melahirkan perselisihan. Bahkan antara saudara sangat mungkin menjadi disharmoni. “Maka tema yang diangkat adalah harmoni sosial. Ini juga menjadi salah satu Nawa bhakti dan pesan harmoni partnership untuk membangun kesamaan gerak dan kesamaan visi,” tutur Khofifah.
Jatim, kata dia, memiliki potensi menjadi provinsi terdepan, termaju di Indonesia. Tapi hal itu dapat terwujud jika ada peran mulai dari staf yang tugasnya membuat surat. “Surat yang kemudian sampai di meja gubernur dan dikirim ke menteri atau bahkan ke presiden itu berawal dari tukang ketik di lini paling bawah,” kata Khofifah.
Dalam kesempatan itu, Khofifah juga menegaskan pentingnya bermusyawarah. Tidak ada orang yang paling tahu atau yang paling pintar. “Tetapi melalui permusyawaratan merupakan cara agar kita mendapatkan masukan yang lebih produktif, input yang mungkin lebih brilian,” pungkas Khofifah.
Halal Bi Halal virtual yang diikuti lebih dari 77.953 ASN se Jatim tersebut mempertemukan PNS, PTT, GTT hingga pegawai BUMD. Bahkan ASN yang menjalankan tugas belajar di Jepang pun turut ambil bagian.
Heri Istanto, ASN dari Bappeda Jatim yang sedang menjalankan studi di Jepang menyampaikan harapannya agar kondisi pandemi ini segera berakhir. Khususnya bagi Jatim. “Kami di sini pasca berakhirnya masa darurat kondisinya sangat baik,” Tutur Heri melalui video conference.
Heri juga menyampaikan rasa terimakasih kepada Gubernur Khofifah yang sudah memberi kesempatan untuk melaksanakan tugas belajar di Jepang. “Mohon do’a ibu gubernur semoga tahun depan bisa menyelesaikan tugas kami dan bisa membawa kemajuan bagi pembangunan di Jatim,” ungkap Heri. [tam]

Tags: