Tak Ada Soal Braile untuk Tuna Netra

Nurul Hikmah, mengikuti tes Seleksi Bersama masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) FISIP UINSA dengan dibacakan pendamping khusus, Selasa (16/5). [adit hananta]

Surabaya, Bhirawa
Pelaksanaan tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dimulai sejak, Selasa (16/5). Lebih dari 55 ribu peserta dari wilayah panitia lokal (Panlok) 50 Surabaya berduyun-duyun memadati lokasi ujian. Salah satunya Nurul Hikmah (24), penyandang tunanetra yang terlihat penuh semangat mengikuti tes meski tanpa soal dengan huruf braile.
Lokasi tes Nurul berada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (FISIP-UINSA). Gadis asal Diwek Jombang ini mendapatkan fasilitas khusus dengan mengikuti tes secara terpisah dengan peserta di ruangan lain.
“Saya baru lulus Paket C di Sanggar Belajar Ya Latif Jombang, memang telat karena saya sempat berhenti sekolah 7 tahun,”jelas Nurul sebelum mengikuti tes SBMPTN kemarin.
Awalnya, Nurul ditempatkan di lantai 3 gedung FISIP bersama peserta lain. Kemudian pihak fakultas memindahkan Nurul di lantai satu secara khusus, dengan pengawas dan pendamping khusus untuk membacakan soal dan mengisi jawaban.
Dalam SBMPTN ini Nurul mengambil Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Surabaya (Unesa) sebagai pilhan pertama. Untuk pilihan kedua ia memilih prodi Pendidikan Luar Biasa Unesa. Dan pilihan terakhir ia mngambil pendidikan luar biasa di Universitas Negeri Malang.
“Biasanya orang berkebutuhan khusus ambilnya pendidikan luar biasa, tapi karena saya bisa Bahasa Inggris saya ya ingin bisa jadi pengajar Bahasa Inggris,”ungkapnya.
Segala persiapan telah dilakukan Nurul untuk mengikuti SBMPTN, mulai dari mengikuti pendaftaran. Hingga berangkat naik motor dari Jombang untuk tinggal sementara di tempat kos temannya yang berkuliah di Surabaya. Ia juga harus belajar lebih dari kurikulum pembelajaran program kejar paket C. “Seperti pelajaran sejarah, saya harus pelajari mulai dari awal,” tutur dia.

Rate this article!
Tags: