Tak Bahas Politik, Bicarakan Perkembangan Islam di Dunia

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla berkunjung ke Pesantren Tebuireng Jombang. Dalam kunjungannya JK didampingi Gubernur Jatim Soekarwo dan Bupati Jombang Nyono Suharli W, wapres ditemui langsung KH Shalahudin Wahid yang merupakan adik Gus Dur. [ramadlan]

Wapres Kunjungi Ponpes Tebuireng
Jombang, Bhirawa
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyempatkan berkunjung ke Pesantren Tebuireng Jombang  Jatim, Minggu (29/10). Dalam kunjungannnya bertemu dengan KH Sholahudin Wahid (Gus Sholah) yang juga adik Gus Dur di dalem kasepuhan yang berada di utara Masjid Tebuireng untuk membicarakan perkembangan Islam di dunia.
Wapres JK mengatakan, kunjungan ke Tebuireng hanya silaturrahmi biasa dengan sahabat lama, yakni Gus Sholah. ” Beliau (Gus Sholah ) adalah sahabat lama, ini silaturrahmi biasa, ” katanya usai melakukan pertemuan dengan Gus Sholah.
Karena sedang berkunjung di Jombang, lanjut JK maka tidak afdhol kalau dirinya tidak silaturrahmi ke Tebuireng. JK juga membantah terkait dukungan politik dalam Pilgub Jatim .” Tidak lah tidak ada soal dukungan itu, ” jawabnya singkat.
Sementara itu, KH Sholahudin Wahid mengaku dalam perbincangan dengan Wapres JK tidak membicarakan politik, namun hanya menceritakan perkembangan islam di beberapa Negara. Salah satunya adalah hasil kunjungannnya ke Turki dan Kazakhtan.”Pak JK cerita hasil kunjungannya ke Negara Kazakhtan yang dulu dibawah kekuasaan Rusia,” bebernya.
Yang menarik menurut Gus Sholah adalah, karena Negara Kazakhtan yang dulu dibawah Rusia, dan kini sudah 27 tahun lepas, yang sekarang mengalami perkembangan islam yang cukup pesat. “Disana orang-orang tuanya tidak shalat, tetapi anak mudanya justru mengerjakan shalat. Dan merekalah sekarang yang sekarang sudah menjadi orang dewasa dan itu yang bisa dicontoh, ” katanya.
Dalam kunjungan Wapres JK didampingi Gubernur Jatim, Soekarwo dan Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko.

Toleransi Semua Agama
Sementara itu, dalam sambutan pembukaan pada acara ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) 2017 di aula Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum/Unipdu, Jombang, Minggu (29/10), Jusuf Kalla menyampaikan apresianya terhadap AYIC sebagai wadah berkumpulnya generasi muda ASEAN untuk belajar toleransi dan mau menghargai kepada semua umat begarama di manapun mereka berada.
Menurutnya, Indonesia sering dijadikan tempat pembelajaran  tentang toleransi umat beragama karena kondisi keagamaannya yang harmonis. Kalaupun pernah terjadi konflik seperti terjadi di Ambon dan Aceh, bukan karena konflik antar agama tetapi karena ketidak adilan. “Jadi ketidakadilan atau masalah demokrasi yang menjadi sumber, konflik agama, bukan agama yang menjadi penyebabnya,” jelasnya.
Keharmonisan beragama di Indonesia, dicontohkan Wapres Jusuf Kalla, pada peringatan hari nasional.  Dari sebanyak 15 hari raya/hari besar, hanya ada tiga hari saja, diantaranya tahun baru. Selebihnya adalah hari raya keagamaan, baik hari raya Islam, Kristen, Budha, Katolik, maupun Budha.  “Meskipun jumlah yang beragama Budha kurang dari 1 %, di Indonesia tetap diberikan peringatan hari raya Budha. Jadi tidak membeda-bedakan umat beragama dan itulah Indonesia,” ujarnya didepan sebanyak 113 peserta dari 22 negara, Selain perwakilan dari negara-negara ASEAN
Ditemui ditempat yang sama,  Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo yang mendampingi Wakil Presiden RI Drs. HM Jusuf Kalla dalam acara pembukaan seminar nasional dengan tema “Pembangunan Moral dan Akhlaq Dalam Perspekstif Kebangsaan”, di Auditorium Unipdu Jombang, mengatakan salah satu masalah yang dihadapi umat beragama saat ini adalah rendahnya rasa kesatuan dan persatuan sehingga kekuatan mereka menjadi lemah. Demikian pula, perbedaan kepentingan dan golongan. Untuk itu,  persatuan dan kesatuan umat beragama perlu ditingkatkan.
“Kegiatan AYIC  dapat  menjadi pembelajaran bersama akan arti  pentingnya kerukunan umat beragama,” ujarnya. Oleh karena itu, ia berharap  kegiatan AYIC 2017  memberikan kebaikan dan mampu memunculkan  ide-ide dalam pegembangan kehidupan yang harmoni, damai dan sejahtera bagi umat beragama. [rif]

Tags: