Tak Bisa Menolak Dikaitkan Pilpres 2024, Ridwan Kamil – Khofifah Saling Kuatkan Kerjasama

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil menandatangani kerjasama antar kedua provinsi di Gedung Negara Grahadi , Kamis (20/1).

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jabar Ridwan Kamil (RK) kembali bertandang ke Gedung Negara Grahadi bertemu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Kamis (20/1) kemarin. Membahas soal kesiapan Pilpres 2024? Tentu tidak, karena kedua masih menjadi kepala daerah aktif dan belum secara terang-terangan menyampaikan niatnya untuk ikut dalam kontestasi Pilpres 2024.
Kendati demikian, RK tak menampik setiap pertemuannya dengan Khofifah selalu dikaitkan dengan Pilpres. “Kita-kita (RK – Khofifah) kemanapun pergi pasti ada pertanyaan ini (Pilpres). Jawaban saya sederhana, kita sedang fokus pada membangun daerah masing2,” tutur RK usai melakukan pertemuan Gubernur Khofifah.
RK mengatakan, pihaknya tak bisa menolak jika ada lembaga survey yang mencatut namanya sebagai kandidat dalam Pilpres 2024. Sebab, itu merupakan rutinitas yang dilakukan oleh masing-masing lembaga survey.
“Takdir kita juga tidak tahu, yang penting kita kerja saja. Karena pandangan filosofi kerja saya sederhana. Kalau kita kerja baik masyarakat akan mengapresiasi. Ada yang acungi jempol, ngirim puisi, ngirim kue, lukisan, ada juga yang ngirim elektoral kira-kira kan gitu. Jadi kesimpulannya kerja aja yang bener,” ujar RK.
Terkait pertemuannya dengan Gubernur Khofifah, RK menjelaskan bahwa pihaknya tengah melakukan memperkuat kerjasama antar kedua provinsi. Kang Emil, sapaan akrab Gubernur Jabar, kerja sama ini merupakan upaya memformalisasi peningkatan volume kerja sama perdagangan antarprovinsi. Selama ini, kerja sama perdagangan dalam pembangunan Indonesia lebih ke business to business.
“Kami tingkatkan ke goverenment to government. Setelah mempersiapkan sekian lama kita telah menandatangani berbagai program konkret,” ujar Kang Emil.
alah satu yang dibahas ialah pengembangan mobil listrik. Menurut Kang Emil, Jatim memiliki banyak sumber mineral yang bisa menjadi alternatif komponen dalam merakit mobil listrik. Nantinya, kata dia, perakitan mobilnya dilakukan di Jawa Barat, sedangkan baterai listriknya berasal dari Jatim.
“Sesuai pesan Presiden Jokowi untuk melakukan hilirisasi industri, membangun ekonomi hijau, dan membangun ekonomi digital,” kata Emil.
Selain itu, kata Kang Emil, Jawa Barat hingga saat ini masih banyak mengimpor daging sapi. Ke depannya, pihaknya berharap kebutuhan daging di Jabar bisa disuplai dari Jatim. Dimana di Jatim terdapat BBIB Singosari yang dirasanya berhasil memproduksi banyak semen beku bangsa sapi.
Sejumlah kerjasama tersebut dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh Khofifah dan RK serta OPD terkait. Gubernur Khofifah mengatakan, untuk pengembangan mobil listrik Jatim akan berkontribusi menyuplai baterai, sedangkan produksi mobil listriknya dilakukan di Jabar.
“Otomotifnya dibangun di Jabar kemudian kita menyiapkan baterainya yang berbasis dolomit. Dolomit ini rupanya memiliki efektivitas yang jauh lebih bagus daripada nikel untuk pembuatan baterai,” kata Khofifah.
Nota kesepahaman yang ditandatangani juga memuat kerja sama untuk mewujudkan swasembada daging. Di Jatim terdapat Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari yang mampu memproduksi banyak semen beku bangsa sapi. Sementara Jabar memiliki SDM yang memadai karena banyak peternak di sana.
“Peternakan sudah menjadi kultur masyarakat Jawa Barat. Kerja sama ini agar bagaimana bisa meningkatkan produktivitas daging. Jadi apa yang bisa disupport dari Balai Inseminasi Jatim. Tidak sekedar kita melakukan budidaya sapinya tetapi juga RPH halalnya,” ujar Khofifah.
MoU yang disepakati juga meliputi pengembangan industri fashion Muslim. Dimana pengembangan fashion Muslim ini memiliki potensi besar, mengingat Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar dunia. Jawa Barat memiliki garmennya yang sangat terkenal. Sedangkan Jatim memiliki banyak desainer ternama.
“Jawa barat punya bordir, Jawa Timur juga banyak. Jawa Barat punya tenun, Jawa Timur juga tenunnya banyak. Marketnya juga luar biasa,” ujar Khofifah.
Sementara itu, pakar komunikasi politik Universitas Airlangga (Unair) Dr Suko Widodo menanggapi pertemuan tersebut sebagai peristiwa politik yang menarik. Kerjasama antar kedua kepala daerah itu dapat menjadi penjajakan awal dalam komunikasi politik sekaligus menyamakan frekuensi.
“Ini hal yang lumrah dalam proses politik. Sembari test the water, cek ombak, untuk melihat respon publik. Dan menuju Pilpres 2024 ini memang sudah banyak peristiwa menarik yang terjadi,” tutur Suko Widodo.
Lebih lanjut Suko Widodo mengakui, baik Kang Emil maupun Khofifah memiliki kans yang besar dalam Pilpres 2024. Salah satu yang menjadi faktor ialah keduanya pemimpin provinsi besar di Pulau Jawa. Di samping itu, Khofifah sebagai ketua PP Muslimat NU juga semakin dipertimbangkan dalam membangun kekuatan elektoral.
“Keduanya pemimpin yang visioner dan memiliki modal sosial cukup besar. Tetapi kita perlu mengukur bagaimana respon publik jika keduanya berpasangan. Bisa jadi, Khofifah akan mendapat respon elektoral yang lebih tinggi dengan Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan. Tentu itu diperlukan riset secara detail dan mendalam,” pungkas Suko Widodo. [tam.wwn]

Tags: