Tak Boleh Mundur, Semua Sekolah Wajib UNBK

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Dindik Surabaya, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya tetap mempertahankan targetnya untuk melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) untuk semua sekolah, negeri dan swasta. Kendati Kemendikbud memberi kelonggaran untuk mundur bagi yang tidak siap secara infrastruktur, sekolah tetap tak bisa menolak.
Kepala Dindik Surabaya Ikhsan menjelaskan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Kemendikbud untuk pelakasanaan UNBK di Surabaya. Kalau memang sekolah tidak mampu menyediakan sarana prasarana yang dibutuhkan untuk UNBK secara mandiri, Dindik Surabaya sudah menyiapkan tiga strategi agar peserta didik tetap mengikuti UNBK. Sehingga sampai saat ini pun tidak ada sekolah yang mundur.
“Ini bukan memaksa, tapi biar seluruh siswa bisa ikut UNBK. Karenanya persiapan terus dimatangkan dari sekarang,” kata Mantan Kepala Bapemas dan KB Surabaya ini, Selasa (16/2).
Apabila tidak mampu mandiri, sekolah boleh meminjam sarana prasarana maupun nebeng ke sekolah lain.
Dindik juga telah menyiapkan 1.000 unit komputer dalam IT Testing Center. Hal tersebut merupakan langkah terakhir yang disiapkan Dindik Surabaya agar seluruh siswa kelas IX SMP dan XII SMA/SMK dapat mengikuti UNBK. “Jumlahnya sudah kami hitung. Semua siswa pasti bisa masuk di testing center itu,” tambah Ikhsan.
Proses pinjam meminjam sarana prasarana tersebut dilegalkan untuk seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta. “Kalau memang tidak mampu, ya tidak ada masalah pinjam,” terangnya.
Sekolah dapat berkoordinasi dengan baik tanpa ada paksaan. Sampai saat ini, tercatat ada 230 dari 238 SMA/SMK yang menyelenggarakan UNBK mandiri. Sedangkan dari jenjang SMP, ada 260 dari 370 sekolah yang mampu melaksanakan mandiri.
Lebih jauh Ikhsan mengimbau, siswa tidak perlu grogi melaksanakan UNBK kendati menggabung ke sekolah lain. Karena hal itu bisa diminimalisir dengan persiapan siswa. Agar terbiasa dengan sistem ujian online, Dindik Surabaya juga sudah menyediakan tryout online. “Kami sudah mendesain tryout online sama persis dengan sistem UNBK. Jadi siswa dapat berlatih sesering mungkin,” paparnya.
Apalagi Dindik Surabaya sudah menyediakan Rp 100 juta untuk peraih nilai terbaik di tryout online. Sementara itu, siswa juga sudah mengikuti simulasi UNBK yang diselenggarakan oleh Pusat Pengelola Pendidikan (Puspendik). Meski saat uji coba, sejumlah siswa yang nebeng ujian di sekolah lain itu mengakui grogi. “Grogi harus masuk sekolah lain buat ujian saat awalnya, nggak saat masuk sekolah saja. Pakai komputer juga jadi deg-degan padahal biasanya biasa saja,” terang Rahma Annisa Putri, siswa SMPN 30 Surabaya yang nebeng ujian di SMKN 10 Surabaya.
Tidak hanya grogi karena ujian di sekolah lain. Dia juga sempat khawatir dengan dengan sistem UNBK. Sebab, sejumlah temannya harus pindah komputer karena komputer ataupun jaringannya bermasalah.
“Walaupun masih simulasi, tapi kaget juga ada teman yang komputernya bermasalah. Takut kalau nanti juga kejadian saat UNBK asli, tetapi katanya pengawas ini sudah wajar,” terangnya.
Wakil Kepala SMPN 30 Surabaya Ahmad Suhadak menjelaskan, sebanyak 354 siswanya harus menggabung di SMKN 10 Surabaya. Mulai dari 2 kali simulasi, 3 kali tryout hingga pelaksanaan UNBK dilakukan di SMKN 10 Surabaya. “Komputer sekolah kami dibantu Dindik Surabaya hanya terkumpul 50 buah, milik guru hanya 25, sedangkan punya siswa hanya terkumpul 50. Jadi masih belum bisa melaksanakan mandiri,” pungkasnya. [tam]

Tags: