Tak Hanya Gejala Klinis, Pasien Covid-19 Juga Tanggung Beban Psikis Stigmatisasi

Surabaya, Bhirawa
Pasien virus corona atau Covid-19 tidak hanya merasakan berbagai gejala klinis. Lebih dari itu, mereka juga merasakan dampak psikis berupa pengucilan dari masyarakat sekitar.
Salah satu yang merasakan adalah pasien pertama di RS Lapangan Covid-19 Jatim, Ferry. Ferry menilai, stigma dari masyarakat kepada pasien Covid-19 masih dirasakan bahkan saat pasien tersebut sudah sembuh. Padahal dukungan dari masyarakat sekitar baik saat menjalani perawatan maupun setelah sembuh sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
“Saat di rumah sakit lapangan kita sudah saling menguatkan dan saling menyemangati. Untuk itu hilangkan stigma negatif kepada pasien apalagi yang sudah sembuh,” kata Ferry di RS Lapangan Covid-19 Jawa Timur saat acara talk show tangguh lawan Corona, Rabu (8/7).
Survivor Covid-19, Dea Winnie juga mengakui adanya dampak sosial masyarakat yang diterima keluarganya walaupun sudah dinyatakan sembuh. “Ada yang masih takut walaupun sudah dua kali swab dan hasilnya sudah negatif,” kata Dea.
Menurut Dea, seharusnya masyarakat bisa saling membantu dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Apalagi kebanyakan orang yang terpapar Covid-19 juga terdampak secara ekonomi. “Dari sisi ekonomi kami tentu juga terdampak karena tidak bisa bekerja,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien RS Lapangan Covid-19 Jawa Timur, Radian Jadid menegaskan Covid-19 tidak bisa diatasi secara parsial melainkan harus gotong royong.
Radian menjelaskan, jika ada seorang pasien yang terpapar Covid-19, bukan hanya pasien saja yang perlu ditangani tapi juga keluarganya. “Kita memperhatikan aspek kesehatan lingkungan, ekonomi, dan juga sosial kemasyarakatan,” kata Jadid.
Pada aspek kesehatan lingkungan, tim RS Lapangan Covid-19 Jawa Timur akan mengecek langsung ke lingkungan pasien terkait kebersihan termasuk sanitasi yang hasilnya bisa digunakan untuk tindak lanjut berikutnya. “Pada aspek ekonomi, jika pasien tersebut adalah tulang punggung keluarga. Kita akan menghubungkan keluarganya dengan Dinsos ataupun kita berkoordinasi dengan RT RW agar ada bantuan permakanan,” lanjutnya.
Sedangkan khusus aspek sosial masyarakat adalah tim akan melakukan edukasi kepada masyarakat sekitar bahwasanya jangan takut kepada pasien Covid-19 yang sudah sembuh. “Karena walaupun sudah sembuh biasany dikucilkan. Makanya sebelum dipulangkan kita mengedukasi lingkungan tempat tinggalnya terlebih dahulu,” kata Jadid.
Jadid bahkan mengedukasi masyarakat bahwasanya pasien yang sembuh adalah pahlawan dan bukannya penjahat yang harus dihindari. “Mereka itu justru aset karena bisa membantu lainnya dengan donor plasma darah,” ucap Jadid.
Dengan masifnya sosialisasi ini, banyak warga yang sudah teredukasi dan bahkan disambut oleh lurah setempat. Salah satunya di Kelurahan Wonocolo, Taman, Sidoarjo. “Di Wonocolo ini disambut lurah, diberikan sembako juga serta dan bahkan diminta untuk mengedukasi kepada masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan,” kata Jadid. [tam]

Tags: