Tak Hanya Jual Ikan Segar, Namun Harus Manfaatkan Olahan Ikan

Hasil tangkapan ikan nelayan Pantai Sendangbiru yang tidak dilakukan lelang di TPI Pondok Dadap, tapi dikirim ke sejumlah pasar di wilayah Malang Selatan, Kab Malang. [cahyono/bhirawa]

Hasil tangkapan ikan nelayan Pantai Sendangbiru yang tidak dilakukan lelang di TPI Pondok Dadap, tapi dikirim ke sejumlah pasar di wilayah Malang Selatan, Kab Malang. [cahyono/bhirawa]

Pemprov, Bhirawa
Musim penghujan, suasana di perairan juga terkadang tidak bagus untuk nelayan berlayar mencari tangkapan ikan. Menilik hal itu, makaDinas Kelautan dan Perikanan (Diskanla) Provinsi Jatim telah mempersiapkan berbagai upaya membantu para nelayan.
Salah satu kegiatan yang dilakukan yaitu mendorong para nelayan memanfaatkan hasil olahan ikan untuk dijual, selain menjual ikan segar. “Kalau untuk musim hujan tidak begitu dikhawatirkan. Yang perlu diwaspadai adalah adanya angin besar. Kami telah siapkan bantuan menghadapi situasi tersebut,” kata Kepala Diskanla Jatim Heru Tjahyono, Rabu (16/11).
Ia menjelaskan, bantuan yang disiapkan oleh pihaknya hanya berupa materi kepada istri nelayan, yakni berupa alternatif usaha lain. Terlebih ketika para suami tidak bisa melaut. “Misalkan, satu hari sang suami melaut dan dapat menghasilkan ikan 10 kg. Kami akan dorong untuk yang 5 kg dibuat olahan ikan, seperti nuget, sosis, siomay dan lain-lain,” paparnya.
Menilik hal itu, Diskanla Jatim juga menyiapkan bantuan berupa alat pendukung usaha olahan seperti pemberian pendingin. Harapannya, para nelayan bisa mendapatkan penghasilan tambahan selain melaut.
“Kenyataannya kebanyakan adalah para nelayan menjual murah hasil tangkapan beberapa hari lalu, karena tidak bisa melaut. Dengan bantuan tersebut, diharapkan ada pilihan lain disamping menjual ikan,” ungkapnya.
Terkait anggaran yang akan dipersiapkan untuk nelayan, Heru masih menghitung mengenai hal itu. Ditegaskannya, kalau pihaknya siap memberikan jalan keluar untuk menjualkan hasil olahan ikan tersebut.
Misalkan saja dengan menjual ke sekolahan. Dengan begitu selain membantu para nelayan, maka juga dapat menambah gizi anak sekolah. “Ini akan menjadi makanan yang menyehatkan bagi anak-anak sekolah,” katanya.
Sementara data yang ada menyebutkan, hampir sepanjang tahun ini, jumlah tangkapan ikan laut mencapai 400 ton lebih. Sedangkan sisanya merupakan ikan budi daya, dari total 1.609 ton/tahun.
Pada tahun depan, Diskanla Jatim akan terus berusaha untuk meningkatkan hasil ikan budi daya. Karena hal itu yang sangat mungkin dilakukan dibanding dengan ikan yang bersumber dari laut.
Konsumsi ikan kita itu sedang bagus. Jika di nasional berada pada angka 41 kg/kapita, Jatim 35 kg/kapita. Kami terus berusaha meningkatkan hasil dari sektor perikanan kita,” ujarnya.
Dihari yang sama, Kepala Bidang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Jatim), Achmad Robiul Fuad menghimbau masyarakat agar waspada dikarenakan beberapa daerah di Jatim akan meningkat curah hujannya.
Terlebih untuk kawasan Jatim bagian Selatan, dengan curah hujan 151-500 mm. Sedangkan sisi Timur Jatim, curah hujan berkisar antara 151-200 mm. “Untuk Surabaya dan Gresik, curah hujan berada di 201-300 mm. Fenomena La nina saat ini perlu diwaspadai, karena peralihan musim seperti ini potensi puting beliung dan banjir,” kata Fuad. [rac]

Tags: