Tak Hanya Syarat Kelulusan, UKK untuk Mengukur Kompetensi Siswa

Sejumlah siswa SMKN 6 Surabaya saat mengikuti Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) dari jurusan tata busana, kecantikan kulit dan rambut di SMKN 6 Surabaya,kamis (8/4). [oky abdul sholeh]

Surabaya, Bhirawa
Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) SMK mulai dilaksanakan berbagai sekolah. Tak hanya sebagai syarat kelulusan, melalui UKK ini, sekolah bisa mengevaluasi atau mengukur kompetensi siswa hasil belajar dari semester I. Siswa juga akan mendapatkan sertifikat kompetensi keahlian yang ditandatangani oleh industri. Di SMKN 6 Surabaya misalnya, pelaksanaan UKK dilakukan mulai tanggal 5 hingga 8 April.
Menurut Kepala SMKN 6 Surabaya, Bahrun, pada pelaksanaan UKK ini SMKN 6 bekerjasama dengan Industri Dunia Usaha Dunia Kerja (IDUKA). Selama pelaksaan, UKK hanya diikuti 50 persen sisiwa dari jumlah siswa secara keseluruhan setia harinya. Tak hanya itu, penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) ketat juga dilakukan.
“Ada tujuh jurusan yang UKK, diantara tata boga, tata busana, kecantikan kulit dan rambut, serta multimedia,” jelasnya.
Namun, dikatakan Bahrun, tidak semua jurusan melakukan UKK dibulan yang sama. Seperti jurusan Perhotelan yang akan melaksanakan UKK di Bulan Mei. Hal ini karena kesiapan IDUKA. Seperti yang terlihat pada program keahlian tata kecantikan, sebanyak 86 siswa mengikuti kegiatan ini.
Ketua Program Keahlian Tata Kecantikan Kulit dan Rambut, Wahyu Dwi Cahyani menuturkan, untuk UKK ini pihaknya bekerjasama dengan Produk Kecantikan Viva. Dalam paket soal yang dipilih, siswa diminta menyelesaikan project mulai dari perawaran wajah, nail art, sanggul kreasi dengan model boneka dan rias wajah.
“Karena ini masa pandemi dan minim praktikum jadi kami siasati dengan menawarkan pelatihan praktek ke siswa sebelum UKK dilaksanakan,” urainya.
Sadyta Angellyna siswa kelas 12 yang mengikuti UKK mengaku tidak ada kesulitan selama uji kompetensi berlangsung. Hanya saja, penggunaan rambut pada model boneka dalam sanggul kreasi sulit dilakukan penataan.
“Lebih gampang ke rambut manusia. Karena mudah diatur. Kalau boneka rambutnya kasar dan kaku. Tapi, tidak ada kendala karena sudah mempelajari ini sendiri di rumah lewat video,” katanya.

Sekolah Beri Pembekalan Keahlian Sebelum UKK
Pelaksanaan UKK di SMKN 6 Surabaya, juga dilakukan Program Keahlian Tata Busana. Dikatakan Kepala Prodi Tata Busana, Gati Prasetyaningsih dalam UKK tahun ini, pihaknya mengambil paket dua yang berisi tentang pembuatan blus dan celana panjang. Sebanyak 166 siswa mengikuti kegiatan ini. Dalam kegiatan ini pihaknya bekerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia.
“Dari paket itu kami mengembangkan desain dari blus jadi tunik,” ujar dia.
Selama pengerjaan project work ini, siswa diberi waktu selama 24 jam, yang terbagi menjadi tiga hari dengan dua gelombang per harinya. Masing – masing kelasnya berisi 15 siswa. Dalam rentang waktu ini, siswa harus menyelesaikan projectnya mulai mendesain, merancang, membuat pola, memotong pola, menjahit hingga menjadi busana.
“Untuk soal tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, tapi ada pembekalan lebih dulu. Soal atau paket kita sampaikan lebih dahulu. Dan kami lakukan pengembangan kisi – kisi. Mereka latihan mendesain dan konsultasi kepada pembimbingnya. Dari hasil itu, akan mereka gunakan untuk UKK ini,” jelasnya.
Salah satu siswa, Rizka Putri Oktaviana mengatakan, banyak persiapan yang dilakukan sebelumnya. Mulai beli kain, pembuatan pola, merancang desain, hingga perencanaan semuanya harus selesai. ”Karena sudah terbiasa dan sudah latihan di rumah,” katanya. [ina]

Tags: