Tak Ingin Muktamar NU Ditunggangi Parpol

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Persiapan muktamar Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar di Jombang tanggal 1 Agustus – 5 Agustus terus dimatangkan. Menariknya, disinyalir sejumlah partai politik mlai memanfaatkan momen muktamar untuk kepentingan konsolidasi dan pemenangan Pemilu 2019 mendatang.
Upaya ini nampaknya sudah mulai tercium oleh organisai massa keagamaan terbesar di Indonesia ini, untuk tetap menjaga jarak dengan partai politik, agar kebesaran warga Nahdliyin tidak ditunggangi kepentingan politik.
Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Mutawakil Allalah menegaskan, pihaknya akan menjaga jarak dengan partai politik. Meski, sejauh ini banyak aktivis parpol yang berasal dari kader Nahdlatul Ulama.
“NU tidak dimana-mana, tetapi warga nahdliyin bisa dimana-mana. Ini harusnya dipahami,” terang Mutawakil seusai bertemu Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perisai Swara Indonesia (Parsindo), HM JusufRizal di kantor PWNU Jatim, Jalan Masjid Al-Akbar Surabaya, Rabu (29/7).
Pada kesempatan tersebut, Mutawakil mengingatkan jangan memanfaatkan Nahdliyin untuk kepentingan politik praktis. “Tidak bisa NU ditunggangi. Nanti kualat,” tegas KH Mutawakil yang juga pengasuh Ponpes Gengong.
Disampaikannya, sejauh ini Nahdlatul Ulama tetap mempertahankan khitoh. “Saat ini, NU menjadikan khitoh produktif. Artinya NU akan berjarak sama dengan semua partai politik. Bukan khitoh pasif,” terang dia.
Dengan khitoh produktif, NU akan memanfaatkan instrumen nahdliyin dengan aspirasi umat dan masyarakat, seperti halnya keberadaan Partai kebangkitan Bangsa (PKB). “kalau toh PKB banyak bersama kita (NU).Kebetulan ketua PKB Jatim (Abdul Halim Iskandar.red) adalah Ketua DPRD Jatim yang juga dewan pembina pelaksanaan muktamar NU ke 33 nanti,”tegas Mutawakil.
Untuk menjaga netralitas dengan tetap menjaga khitoh produktif, lanjut Mutawakil pihaknya juga menjaga hubungan dengan ketua partai politik yang lain. “Termasuk ada Surya Paloh (Ketum DPP NasDem), juga mengundang DPP Partai Golkar, mengundang Prabowo Subianto (Dewan Penasehat DPP Gerindra) dan Megawati Sukarno Putri (ketua Umum DPP PDIP),” kata dia.
Persindo Temui PW NU
Menjelang Muktamar PWNU Jatim, 1-5 Agustus 2015 di Jombang,  Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perisai Swara Indonesia (Parsindo) sekaligus Presiden LIRA, HM Jusuf Rizal melakukan silaturrahmi dengan Ketua PWNU Jatim KH Mutawakil Alallah di kantor PWNU Jatim, Jalan Masjid Al-Akbar Surabaya.
“Kami berharap keputusan Muktamar NU nantinya bisa memberi keadilan, keamanan, kesejahteraan bagi kemaslahatan umat dan masyarakat. Kami harap perbedaan bisa menjadi anugerah, NU adalah rahmatan lil alamin,” kata Jusuf Rizal didampingi Gubernur LIRA Jatim Irham Maulidy kepada wartawan, Rabu (29/7).
NU juga diharapkan mempertahankan semangat kebangsaan, dimana saat ini bangsa sedang dilanda krisis moralitas dan krisis nasionalis (tidak punya sense belonging atas bangsa). “Jangan sampai kasus Tolikara Papua merembet di Jatim. Saya percaya di Jatim, ulama dan umaronya bisa menjaga toleransi dan kerukunan umat beragama,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua PWNU Jatim Kiai Mutawakil Alallah mengucapkan terimakasih atas berkenannya silaturahmi Parsindo/LIRA ini. “Kami sebagai tuan rumah mohon doa agar Muktamar ke-33 NU berjalan lancar, sukses keputusannya bermanfaat bagi kemaslahatan bangsa dan negara. NU tidak melarang jika LSM LIRA atau Ormas Parsindo ingin memasang spanduk ucapan selamat dan sukses muktamar. Saya titip salam kepada Mas Tommy Soeharto, capres yang didukung Parsindo,” tuturnya.
Dalam menghadapi era globalisasi, pada prinsipnya NU akan mendukung gerakan apapun dari kekuatan civil society yang bertujuan untuk mengabdi dan kemaslahatan masyarakat. “Kita harus bahu membahu, saling bantu membantu memasuki MEA 2015. Kita sudah terlambat dibandingkan Jepang, Korea, India, negara Asia lainnya. Persaingan global meliputi semua sektor kehidupan, ekonomi bahkan akidah,” imbuhnya.
PWNU berpesan kepada Parsindo agar bisa membantu membangkitkan gerakan ekonomi keumatan, misalkan membantu ekonomi lemah, marketting, modal, manajemen melalui koperasi PWNU.
“Nanti ada rekomendasi terkait MEA di Muktamar NU. Ada komoditas yang harus diproteksi, tenaga kerja harus diperketat, tenaga medis, pendidikan harus diperketat, tidak menutup tapi diseleksi ketat. Parsindo harus ikut menyuarakan itu. Tembakau rencananya akan ambil dari China, kalau tembakau China masuk, kasihan petani tembakau Jatim akan mati,” pungkasnya. [Cty]

Tags: