Tak Jadi Marah Lantaran Membaca Rompi

2- foto Tim Odong-Odong Satpol PP (geh)Surabaya, Bhirawa
Terinspirasi dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas) yang mengenakan rompi serta motor trail ,Kepala Satpol PP Surabaya membentuk tim khusus untuk monitoring Kota Surabaya dengan nama unik, Odong-odong.  Tim Odong-Odong terdiri  sepuluh orang, bertugas menyisir pelanggaran-pelanggaran yang ada di jalur pedestrian dan reklame yang menempel di pohon.
Kepala Satpol PP Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, nama Odong-Odong sengaja dipilih karena tugas mereka selalu berkeliling untuk mencari para pelanggar peraturan daerah (Perda). Tim tersebut berkeliling dengan menggunakan motor.
” Dipilih nama Odong-Odong yang tertulis di rompi tersebut karena selalu ada di setiap sudut Kota Surabaya. Selain itu, juga membantu pihak kepolisian untuk mengatur Lalin jika terjadi seperti pohon tumbang, kebakaran, serta hal-hal yang lainnya. Dan nama odong-odong kan sudah melekat di Surabaya,” terang Irvan saat ditemui Bhirawa, Jumat (5/12) saat meninjau kerja tim Odfong-odong di jalan Kertajaya yang menangani pohon tumbang akibat hujan lebat.
Meski cuaca hujan, lanjut Irvan, tim Odong-Odong tetap berkeliling untuk memonitoring langsung keadaan yang ada di Surabaya. dengan bersenjatakan. Alat-alat seperti  tang, gunting, karter, dan mesin pemotong ranting pohon berukuran kecil, Tim Odong-Odong bertindak langsung lantaran sudah membawa alat-alat seperti tukang.
” Dengan cara seperti ini saya kira lebih efisien untuk penegakan Perdanya secara gak langsung. Di Kota Surabaya sendiri juga masih banyak reklame-reklame yang melanggar,” tambahnya.
Tim yang dibentuk Sembilan Oktober lalu itu terdiri atas sebelas anggota beserta komandan tim (Dantim). Yang menjadi komandan tim Odong-Odong adalah Marjito alias Markeso, Agus Susilo. Serta anggotanya, Fajar Cristianto, Baidowi, Ardiansyah, Novita Acharis, Muslimin, Nur Idris, Abdul Hakim, dan Abdul Ghofur. Dalam keseharian, mereka berkeliling ke 17 jalan protokol di Surabaya.
” Kalau menemukan orang yang parkir di trotoar langsung kami tegur,”ungkapnya.
Ada kejadian menarik, masih cerita Markeso, saat itu tim Odong-Odong mengawal kegiatan penertiban PKL. Pada waktu itu, Odong-Odong menyetop salah satu mobil, dan pengendara mobil marah-marah karena alasannya keburu-buru.
” Setelah saya tinggal orang yang marah-marah itu berubah tersenyum karena rompi yang kami kenakan menggunakan nama Odong-Odong. Selain itu, juga merubah kesan arogan,” cerita Marjito alias Markeso.
Selain itu, tambah Markeso, tindakan seperti itu terlihat saat tim tersebut mengetahui ada sepeda motor yang diparkir di trotoar depan Delta Plaza di Jalan Pemuda. ada lima motor yang diletakkan di bawah tangga jembatan penyebrangan orang (JPO).
Lima anggota tim yang berpatroli saat itu langsung mendatangi lokasi tersebut. Kebetulan, pemilik motor itu hendak mengambil motornya. ” Maaf ya bu, tidak boleh parkir di atas trotoar. Ini khusus pengguna jalan saja,” ujarnya bernada sopan.
Misi semacam itu, menurut dia, cukup tercermin dari penamaan tim tersebut. Banyak orang tersenyum ketika membaca nama tim di rompi hitam personel yang terbuat dari bordiran benang berwarna kuning.
” Itu sekaligus untuk menghilangkan kesan arogan Satpol PP. jadi masyarakat bisa tersenyum saat bertemu kami. Dan mudah dihafal oleh seluruh masyarakat Kota Surabaya. bahkan Satpol PP Banyumas juga rencana akan meniru kami,” tambahnya. (geh)

Keterangan Foto :Tim-Odong-Odong-Satpol-PP- [geh/bhirawa]

Rate this article!
Tags: