Tak Mau Dipanggil Wali Kota

Eri Cahyadi

Eri Cahyadi
Sudah menjadi hal lumrah, jika seseorang memiliki jabatan tertentu terkadang dia akan disapa dengan sebutan jabatan yang sedang melekat pada dirinya. Mulai tingkat presiden hingga Ketua RT, orang tersebut akan disapa ‘Pak Presiden’, ‘Pak Gubernur’, Pak Bupati’, ‘Pak Kades’ hingga ‘Pak RT’.
Namun hal itu tidak berlaku bagi Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Dia mengaku tak ingin disapa ‘Pak Wali Kota’ setiap harinya, dan memilih lebih senang jika dipanggil namanya saja. Alasannya, jika ia dipanggil ‘Pak Wali Kota’ akan bisa membuat dirinya lupa diri dan sombong.
“Saya memang meminta tak ingin disapa Pak Wali Kota. Saya lebih senang dipanggil nama. Kalau lebih muda dari saya bisa panggil saya Cak Eri atau Mas Eri. Jika itu orang sepuh, bisa panggil saya Nak Eri, tidak apa-apa. Atau kalau lebih tua dari saya, panggil dek ya tidak masalah. Saya lebih senang dipanggil itu,” ujar Eri, dihadapan warga Kelurahan Sawunggaling, Kecamatan Wonokromo, saat meresmikan Master Meter PDAM Surabaya, Senin (30/5).
Menurut mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini mengatakan, jabatan yang kini diembannya tidak akan di bawa mati. Dia hanya ingin mengabdi membangun Surabaya menjadi lebih makmur di bawah lindungan Allah SWT.
“Saya minta tolong kepada bapak ibu yang hadir di acara ini, tolong jangan panggil saya Pak Wali Kota. Tolong disampaikan kepada warga lain. Cukup panggil nama saya Eri, atau Cak Eri atau Mas Eri. Saya lebih senang dipanggil nama saja,” tandasnya. [iib]

Rate this article!
Tags: