Tak Mau Kalah, Warga Sembayat Gelar Karnaval Akbar

18-foto mobil panser-kerin-1Gresik, Bhirawa
Dalam rangka memeriahkan HUT (Hari Ulang Tahun) RI ke 69, Warga Desa Sembayat, Kec Manyar menggelar karnavaal akbar, Minggu (17/8). Karnaval yang digelar warga desa ini bahkan lebih meriah jika dibandingkan dengan karnaval yang digelar Pemkab Gresik.
Betapa tidak, untuk membuat kreasi atau patung yang diarak keliling kampung  telah menghabiskan dana puluhan juta rupiah. Dan uang itu murni pastisipasi dari warga masing-masing RT (Rukun Tetangga) sendiri yang ada di desa itu. Masing-masing KK (Kepala Keluarga) bahkan ada yang urunan sampai Rp80 ribu untuk membuat kreasi itu.
Seperti yang dilakukan warga RT 18 Dusun Sembayat Tengah, misalnya. Untuk membuat kreasi berupa mobil panser telah menghabiskan dana sebesar Rp30 juta. Mobil panser yang dibuat secara gotong royong itu bahkan menyerupai aslinya. Mobil panser yang dikerjakan memakan waktu 1,5 bulan itu kerangka dasarnya dibuat dari besi. Mobil itu juga dilengkapi lampu hias. ”Jadi sengaja kita bikin seperti aslinya,” kata Suin, warga Sembayat Tengah, Minggu (17/8).
Menurut Suin yang juga panitia karnaval itu, memang tak ada larangan bagi warga  untuk membuat kreasi. Tergantung selara warga. Yang penting punya nilai kreasi dan menarik. Karena itu, dalam karnaval itu beragam model kreasi yang dibikin warga. Ada yang membuat Mobil Panser, Pesawat Tempur, Patung Proklamator RI Soekarno, Naga Terbang, Gajah, Burung dan bentuk kreasi lainnya.
Dari 23 RT yang ada di Desa Sembayat, semuanya telah membuat kreasi. Bahkan, satu RT ada yang mebuat lebih dari satu kreasi. ”Karena tidak dibatasi. Semakin banyak yang dibuat akan membuat peringatan HUT semakin semarak,” tambah Suin.
Karnaval akbar itu, lanjut Suin, selalu diadakan setiap tahun oleh warga Desa Sembayat, selama tak berbenturan dengan Bulan Puasa. Karnaval itu bahkan boleh dibilang sudah menjadi tradisi warga Sembayat. Setiap HUT RI selalu digelar karnaval. Awalnya, pasca kemerdekaan karnaval itu sudah dilakukan dengan cara menggelar pawai obor  keliling desa. Namun, sejak 1957 pawai keliling obor itu menggunakan kreasi. Baik itu berupa patung pejuang, proklamator, pesawat, burung dan lainnya.
Bahkan, setelah acara karnaval selesai, kreasi yang dibuat warga Sembayat itu tidak langsung dibuang. Tapi, masih bisa menghasilkan uang. Sebab, kreasi itu disewa desa lain untuk kegiatan  sama. Bahkan, saat mengadakan karnaval, tak jarang jajaran Pemkab Gresik menyewa kreasi  milik dari warga Sembayat ini. ”Habis acara ini nanti disewa Pemkab dengan bandrol Rp10 juta,” tutur Suin. [eri]

Keterangan Foto : Kreasi berupa mobil panser yang dibuat warga Sembayat Tengah menghabiskan dana Rp30 juta. [kerin ikanto/bhirawa]

Tags: