Tak Populer, UN Perbaikan Dihapus

Foto Ilustrasi

(Perbaiki Nilai Siswa Bisa Ikut Susulan)
Puspendik Jatim, Bhirawa
Dua kali digelar, Ujian Nasional Perbaikan (UNP) tak mendapat respon positif dari lulusan SMA/MA/SMK yang memiliki nilai di bawah Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Hal tersebut mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menghapus pelaksanaan UNP tahun ini.
Seperti diketahui, pada UNP 2016 lalu tercatat sekitar 160 ribu lulusan SMA sederajat yang mendaftar sebagai peserta UNP. Namun, pada hari penyelenggaraan, kurang dari 10 persen pendaftar yang hadir mengikuti ujian. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Prof Nizam mengungkapkan, bagi siswa yang ingin memperbaiki nilai UN dapat mengikuti ujian susulan yang juga berfungsi sama seperti Ujian Nasional Perbaikan.
“Kesempatan UN untuk perbaikan tetap ada, hanya saja waktunya tidak khusus seperti UNP pada tahun lalu,” tutur Nizam dikonfirmasi, Kamis (9/2).
Nizam mengatakan, Kemendikbud akan tetap melayani para lulusan SMA sederajat yang ingin memperbaiki nilai UN melalui momentum ujian susulan. Jadi ujian susulan diselenggarakan sekaligus untuk anak-anak yang mau memperbaiki nilai UN. “UN susulan tahun ini bisa jadi UNP untuk lulusan tahun lalu. Sedangkan lulusan tahun ini bisa melakukan perbaikan pada UN susulan tahun depan,” jelasnya.
Syarat mengikuti ujian susulan untuk perbaikan ialah memiliki nilai kurang dari atau sama dengan 55. Berdasarkan Prosedur Operasional Standar (POS) UN Tahun Pelajaran 2016/2017, nilai hasil UN dilaporkan dalam rentang nilai 0 sampai dengan 100. Tingkat pencapaian kompetensi lulusan masuk kategori kurang, jika nilai yang diperoleh siswa kurang dari atau sama dengan 55.
Nizam mengungkapkan, untuk pendaftaran dilakukan manual ke sekolah asal atau sekolah tujuan ujian perbaikan. Ini untuk memastikan kesungguhan peserta, maka dilakukan pendaftaran manual ke sekolah. Karena saat berbasis website cenderung didaftarkan oleh sekolah, jadi yang betul-betul hadir hanya sedikit.
Menanggapi perubakan skema UNP ini, Kepala SMAN 21 Yatno Yuwarno merespon positif. Pihaknya menjelaskan, pelaksanaan perbaikan bersamaan dengan ujian susulan sangat efektif. Karena sekolah tidak perlu menyediakan waktu khusus. “Kalau susulan biasanya siswanya sedikit atau malah tidak ada yang ikut. Jadi bisa dipakai ujian perbaikan UN. Kalau daftar di sekolah kami siapkan di BK dan kurikulum, kalau memang mau daftar,”ungkapnya.
Tahun lalu sekolahnya dijadikan tujuan bagi 21 pendaftar ujian pendaftaran melalui data website. Namun, yang hadir hanya 14 siswa. [tam]

Rate this article!
Tags: